Kusta, siapa yang menyangka kalau penyakit ini menular dan sering dianggap masyarakat Indonesia sebagai hasil guna-guna yang dikirimkan oleh dukun. Banyak sekali mitos yang beredar di permukaan yang sering dianggap sebagai pembenaran. Walaupun penyakit kusta ini sudah berusia sangat tua, namun masih banyak orang yang belum tahu cara mengatasi dan mengobatinya sehingga beresiko menularkan kepada orang lain melalui beberapa cara. Dan, satu hal lainnya yang membuat penyakit ini sulit diobati adalah stigma negatif masyarakatnya terhadap penderita apalagi yang memiliki keterbelakangan mental atau memiliki keterbatasan fisik (disabilitas).
Stigma negatif masih melekat bahkan penyakit ini masih dianggap sebagai sebuah kehinaan, yang mana penderitanya akan dikucilkan dari masyarakat sehingga makin membuat penderita akan sulit sembuh dan melakukan aktivitas secara normal kembali.
"Wah si Tono kena penyakit itu lagi, kita jangan sampai dekat-dekat. Menular banget loh penyakitnya."
"Iya, kita jangan dekat-dekat sama dia. Ntar ketularan."
"Penyakitnya itu bikin seluruh tubuh kayak korengan gitu deh. Itu pasti hasil guna-guna deh."
"Iya, itu pasti hasil guna-guna. Jangan sampai kena deh."
Penderitaan penyakit kusta ini bukan hanya dari penyakitnya itu sendiri melainkan dari masyarakat yang sering menganggap bahwa Kusta adalah sebuah penyakit yang hina dan hasil guna-guna, serta sangat menular. Beberapa sebab inilah yang membuat penyakit ini masih banyak ditemui di masyarajat tanpa tahu bagaimana cara mengobatinya.