Pernah ngga merasakan dalam posisi yang benci tapi jadi rindu dan cinta? Pernah ngga merasakan bahwa akhirnya popularitas dan harta hanya menjadi salah satu tujuan dalam hidup kita? Mungkin kalaupun belum menemukan arti maknanya bisa menonton sebuah film yang di tulis skenarionya oleh Garin Nugroho dan disutradarai oleh Danial Rifky.
Sebagai penikmat film, saya merasakan bahwa film ini memiliki makna yang sangat luas dan bukan hanya sekedar mengangkat makna religiusnya saja namun mengangkat sisi-sisi humanis dari setiap peran yang ada. Mungkin di Indonesia sangat jarang mengaikatkan antara religius dan populer sekaligus sehingga memunculkan harapan untuk terus menggabungkan keduanya.
Dunia perfilman Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan Acha Septriasa, pasca melahirkan, 99 Nama Cinta merupakan film pertamanya. Secara akting, Acha ini sudah tidak diragukan lagi. Apalagi, kali inberadu akting dengan Deva Mahenra, seorang aktor yang namanya melambung gara-gara sitkom di sebuah televisi swasta di Indonesia.
Deva Mahenra memerankan karakter yang berbeda dari kesehariannya, Seorang Ustadz yang memiliki sisi religius. Namun saya begitu terpukau karena Deva lagi-lagi sangat meyakinkan saya lewat beberapa shalawat dan lantunan ayat suci yang dibacakannya.
Film ini banyak bercerita tentang seluk beluk dunia pertelevisan, terutama sebuah program acara yang diminati oleh masyarakat dan bagaimana cara menjaga rating dan kualitas tayangan. Kita tidak pernah tahu bahwa rating itulah yang menjadi pertimbangan khusus sebuah program acara dilanjutkan atau tidak. Dan, banyak sekali seluk beluk yang dikupas tuntas.
Dan, tak lengkap rasanya kalau membahas film tanpa tahu sinopsisnya terlebih dahulu. Nah, ini dia sinopsis yang diambil dari google.com
Hidup dan karier Talia, seorang presenter sekaligus produser acara gosip yang sedang melejit di dunia infotainment, mendadak berubah drastis saat bertemu Kiblat, seorang ustaz muda yang muncul di kantornya untuk memberikan pelajaran agama kepada Talia atas kehendak almarhum ayah Talia kepada Kiblat sebagai hutang budi. Sejak pertemuan itu, karier Talia merosot jatuh gara-gara kesalahan kecil, tapi tak disangka, Kiblat lah yang membantunya bangkit dari keterpurukannya. Kedekatannya dengan Kiblat menimbulkan getar-getar cinta dalam hati Talia yang selama ini terasa kosong. Namun, semuanya buyar ketika mendengar gosip bahwa Kiblat hendak dijodohkan dengan Husna, seorang pengajar baru di pesantren milik keluarga Kiblat. Mampukah Talia memenangkan hati Kiblat?
Oh iya, dan inilah trailer film 99 Nama Cinta.
Bagaimana dengan Filmnya? Secara keseluruhan, filmnya bagus. Jalan ceritanya cukup bagus dengan beberapa kejutan ditambah aktingnya pemainya yang bagus sesuai peran. Namun, memang lagi-lagi hanya dikendala teknis saja seperti kualitas gambar yang masih bisa ditingkatkan setara dengan film di ASEAN seperti Thailand misalnya.
Secara pribadi, film dengan genre religius dan populer seperti ini harus diperbanyak ditengah banyaknya film dengan tema misteri dan horor.