Pernah merasakan gejala sakit seperti demam, letih, lemah, lesu, dan tidak bergairah sama sekali? Tapi setelah menerima gaji atau bonus, badan kita menjadi sehat dan bugar tanpa merasakan sakit yang dialami sebelumnya. Mungkin kamu sedang tidak sehat secara finansial, bukan karena tubuhmu yang tidak sehat.
“Dok, saya punya keluhan demam dan meriang.”
“Gejalanya sudah berapa hari?”
“Baru 2 hari lalu, Dok.”
“Boleh saya periksa terlebih dahulu?”
Setelah diperiksa dan mengecek sana sini, dokter sangat heran. Dia mengeryitkan dahi.
“Ibu sedang tidak sehat secara finansial?”
Ibu tersebut sontak bertambah sedih. Sepertinya matanya berkaca-kaca dan sebentar lagi mengeluarkan air mata.
“Benar Dok, saya sedang terlilit hutang dan belum bisa melunasinya sampai hari ini.”
“Penyakit yang ibu derita sebetulnya berhubungan dengan hutang tersebut.”
“Kok bisa Dok?”
“Secara psikologis, kondisi finansial yang tidak sehat membuat tubuh bereaksi dengan stress. Tadinya stress tersebut masih dalam taraf wajar, jika diperburuk dengan kondisi makan tidak teratur dan kurang istirahat ataupun kurang olahraga, maka akan bertambah parah.”
“Solusinya bagaimana, Dok?”
“Selesaikan masalah hutang tersebut. Mulailah membayarnya perlahan-lahan dan direncanakan. Kurangi hal-hal konsumtif seperti membeli baju atau tas yang sebetulnya tidak terlalu dibutuhkan. Dana tersebut bisa untuk melunasi hutang.”
“Kalau sakit ini bagaimana Dok?”
“Minumlah obat, istirahat dan lakukan pelunasan hutang tersebut, maka yakin akan sembuh.”
Sebetulnya, stress dan sakit itu bagian dari kondisi psikologis yang disebabkan oleh tidak sehatnya finansial. Apalagi jika kita terlilit hutang atau kondisi finansial yang sangat rumit. Hal ini diungkapkan oleh Roslina Verauli, Psikolog, bahwa Manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk mencapai aktualisasi diri dan kebahagiaan. Kesehatan fisik dan keamanan finansial menjadi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, agar seseorang dapat memenuhi kebutuhan selanjutnya, yaitu relasi positif dan meraih performa terbaik mereka. Sehingga, ketika seseorang telah memenuhi kebutuhan dasar berupa sehat fisik dan finansial, peluang mereka untuk mendapatkan hubungan keluarga dan relasi yang baik akan semakin tinggi, begitu pula dengan kesempatan mereka untuk mencapai potensi terbaik diri mereka.
Jelas sekali kalau sehat fisik itu berasal dari beberapa faktor salah satunya adalah sehat secara finansial. Bagaimana kalau sudah sehat secara finansial tetapi malah sakit secara fisik?
Salah satu yang menunjang kesehatan fisik adalah finansial, namun tidak mutlak hal tersebut mempengaruhi. Saat ini banyak sekali faktor seperti kurangnya gerak dan olah tubuh serta gaya hidup yang serba instan dan cepat membuat makanan dan minuman yang dikonsumsi pun tidak mencerminkan kesehatan.
Saya memiliki tubuh kurang ideal, bisa dikatakan termasuk dalam obesitas. Untuk menjaga kesehatan saya mulai dalam beberapa hal terutama makanan dan minuman. Untuk saat ini, saya mengurangi porsi nasi dan menambahnya dengan porsi buah-buahan. Mungkin, terasa sangat berat, namun saya sudah membuktikan kalau saya bisa menurunkan berat badan sedikit demi sedikit. Kemudian, saya mulai mengurangi minuman kemasan yang mengandung banyak gula. Kalaupun terpaksa minum, saya memilih yang low sugar sehingga bisa dikontrol gulanya.
Mungkin pada awalnya sangatlah berat, namun setelah menjalaninya, saya merasakan perubahan yang sangat signifikan. Awalnya saya merasa kalau tubuh saya terasa berat, namun setelah melakukan metode tersebut tubuh mulai terasa ringan dan gerak pun menjadi sangat bebas. Hal yang berubah lainnya adalah ukuran celana ataupun baju bisa mengambil satu size dibawahnya.
“Ada yang ukuran XXL?”
“Maaf mas hanya ada XL saja.”
Kalau saya berada di mall dan ingin berbelanja kaos atau kemeja, saya merasa bahwa mencari ukuran besar sangatlah susah. Apalagi ukuran XXL yang mungkin sangat jarang ada. Dari peristiwa ini juga saya bertekad untuk menurunkan size sehingga bisa memilih banyak model atau motif yang ada di mall.
“Turun di depan ya, Pak.”
Kemudian angkot pun berhenti di tempat yang saya inginkan.
“Mas, bayarnnya kurang. Tadi mas nempatin duduk 2 orang.”
What! Apa! Sampai angkot pun ikut-ikutan tidak menghargai fisik saya. Dan, saya beralih naik ojek online.
Kadang ojek online pun merasa sangat keberatan karena badan saya yang sudah besar dan berat. Apalagi jika ada tanjakan atau polisi tidur yang kadang nyangkut atau tergesek motornya. Saya jadi merasa bersalah dengan drivernya. Makanya saya sering memberikan tip walaupun tidak seberapa, tapi setidaknya bisa mengobati kesalahan saya.
Banyak sekali ketidaknyamanan yang saya rasakan dengan memiliki tubuh yang kurang ideal. Saya juga memiliki kenangan pahit mengenai masalah kesehatan. Mamah dan Kakak saya juga menderita penyakit kronis yang menyebabkan kematian. Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya makanan dan minuman yang kurang sehat dan banyak sekali mengkonsumsi karbohidrat dan gula. Ini bisa menjadi warning bagi diri saya sendiri, dan juga saya sharing pengalaman ini dalam bentuk tulisan seperti ini pun agar bisa ikut memberikan pengaruh sehingga bisa beralih ke makanan yang sehat.
Sejalan dengan hal tersebut, maka PT Sun Life Financial Indonesia (“Sun Life Indonesia”) kembali mengajak masyarakat khususnya generasi muda Indonesia untuk menerapkan investasi kesehatan, sebagai faktor penting dalam mendukung produktivitas dan kualitas hidup di masa datang. Mengusung kampanye kesehatan ‘Live Healthier Lives’, Sun Life mengajak generasi muda untuk menjaga kesehatan secara holistik, baik dari segi fisik, mental, maupun finansial, guna mempersiapkan diri menyambut bonus demografi pada 2030. Pada kesempatan ini, Sun Life juga memperkenalkan figur publik sekaligus penggiat kesehatan: Ibnu Jamil dan Kelly Tandiono, sebagai duta dari kampanye ‘Live Healthier Lives’.
Ibnu Jamil seperti yang kita ketahui adalah artis yang sudah malang melintang di dunia olahraga dan menyukai banyak olahraga terutama sepakbola dan lari. Sedangkan Kelly Tandiono merupakan role model gaya hidup sehat dengan aktif sebagai pelari dan sering mengikuti lomba triathlon baik tingkat nasional maupun internasional.
Gaya hidup sehat dan aktif berolahraga sangat diharapkan untuk mengajak masyarakat mengikuti gaya hidup tersebut sehingga diharapkan tidak membebani secara finansial karena biaya pengobatan atau rumah sakit yang disebabkan oleh penyakit yang diderita akibat gaya hidup kurang sehat.
Lalu bagaimana kalau sudah terlanjur sakit dan membutuhkan biaya rumah sakit yang sangat banyak? Sebelum terlambat, sehat secara fisik pun harus diimbangi dengan sehat secara finansial. Salah satu jalan untuk sehat secara finansial adalah dengan cara berasuransi. Kenapa asuransi, karena asuransi memudahkan kita mengatur porsi baik biaya kesehatan dan investasi, karena banyak sekali pilihan asuransi sekaligus investasi yang sudah ditawarkan oleh Sunlife Indonesia.
“Sun Life Indonesia mendukung pemerintah dalam membangun generasi produktif yang berkualitas di masa depan, sekaligus menginspirasi generasi muda mempersiapkan kesehatan secara holistik, agar dapat mengambil peran dan berkontribusi kepada kesejahteraan diri pribadi, keluarga, serta bangsa Indonesia,” tutup Elin Waty, Presiden Direktur Sun Life Indonesia.
Vlog Competition Dengan Total hadiah 50 Juta Rupiah
Sun Life mengadakan Sun Life Vlog Competition bertema Live Healthier Lives yang berlangsung pada 11 Juli ‒ 10 Agustus 2019. Di dalam vlog tersebut kamu bisa bercerita mengenai alasanmu memulai hidup sehat.
Ibnu dan Kelly menantangmu untuk menceritakan alasan kamu memulai hidup sehat melalui kompetisi vlog. Kamu bisa menerapkan gaya hidup sehat sambil berkesempatan mendapatkan hadiah fantastis!
Penasaran dengan hadiahnya? Akan dipilih sebanyak 3 (tiga) orang pemenang.
Juara 1: Uang tunai senilai 20.000.000 + Healthy Trip to Hong Kong bersama Ibnu Jamil dan Kelly Tandiono
Juara 2: Uang tunai senilai 15.000.000
Juara 3: Uang tunai senilai 10.000.000
So, tunggu apalagi. Siapkan kamera, rekam aksimu menerapkan gaya hidup sehat dan dapatkan banyak hadiahnya. Informasi lebih lanjut bisa ke http://bit.ly/SunLifeID.