Ketika liburan di pantai, bukannya pemandangan indah yang tercipta namun tumpukan sampah yang berasal dari berbagai daerah hulu sungai yang mengalirkan airnya ke laut. Lantas, kita mengumpat dan menyalahkan orang lain atas sampah-sampah ini. Kemudian, bukannya menyingkirkan dan sampah-sampah ini, namun meninggalkannya begitu saja. Memang betul bukan salah kita, namun apa salahnya memberikan dampak sedikit saja bagi lingkungan yang sebentar lagi akan menjadi musuh manusia jika terus-menerus terjadi. Mau sampai kapan kita berpangku tangan seperti ini? Kalau bukan kita siapa lagi yang akan melakukan hal kecil namun berdampak sangat banyak ini?
Sampah plastik itu sudah menjadi momok bagi lingkungan sekitar. Plastik bisa terurai dalam waktu yang sangat lama, sekitar puluhan bahkan ratusan tahun. Lihat saja di sungai-sungai, kini alirannya bukan hanya daun-daun atau sampah organik saja melainkan banyak sampah plastik yang ikut bersama aliran air. Sebagai warga masyarakat, tentunya kita sangat jengkel atau dongkol, namun apa daya memang butuh komitmen untuk tidak membuang sampah plastik secara sembarangan.
Plastik, plastik dan plastik akan bertebaran dimana-mana bahkan di penampungan akhir sampah seperti Bantar Gebang di Jakarta. Mungkin kita akan sangat berterima kasih kepada pemulung yang mengumpulkan sampah plastik bekas botol minuman kemasan atau bekas kemasan lainnya. Pemulung patut mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak karena telah menyelamatkan lingkungan dari limbah plastik.
Lalu bagaimana cara kita berpartisipasi mengurangi sampah plastik atau bijak berplastik? Rumah adalah tempat yang sangat strategis untuk mengurangi sampah plastik, karena dari rumahlah sampah ini dihasilkan dan akan dibuang ke tempat sampah atau malah ada yang membuangnya langsung ke sungai. Dari rumahlah kita bisa membiasakan diri untuk bijak berplastik sehingga seluruh keluarga pun mengikuti kebiasaan ini. Dari rumah kita bisa menularkan ke tetangga, saudara jauh, teman dan masyarakat di RT/RW. Sederhana namun sangat strategis sekali untuk memulainya.
Selama ini di sekolah kita diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya, namun pada prakteknya tidak seperti yang diharapkan. KIta cenderung membuang sampah seenaknya tanpa memperhatikan akibat yang ditimbulkan.
Untung saja saya mengikuti Bincang #BijakBerplastik bersama Ibu Emenda Sembiring, Peneliti dari ITB, Bapak Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director, Danone Indonesia dan Sweitenia Puspa Lestari, Diver Clean Action. Dari perbincangan ini, dismpulkan bahwa sampah plastik masih menjadi momok yang sangat menakutkan. Regulasi yang jelas dan kebiasaan masyarakatlah yang harus dirubah untuk secara bersama-sama mengurangi pemakaian plastik.
Lalu bagaimana cara mudah mengurangi sampah plastik di rumah? Caranya sangatlah mudah seperti berikut ini :
Pisahkan Sampah
Selama ini kita tidak memisahkan sampah yang akan kita buang. Padahal hal kecil memisahkan sampah organik dan non organik ini juga bisa mengurangi sampah plastik dengan cara disalurkan ke Bank Plastik atau ke pemulung. Sedangkan sampah organik bisa kita gunakan untuk membuat pupuk organik sehingga menghemat pembelian pupuk.
Gunakan Tumblr atau Botol
Pemakaian tumblr atau botol pada saat keluar rumah juga bisa mengurangi sampah plastik. Dengan mengunakan tumblr atau botol juga bisa menghemat pembelian air minum kemasan yang sampahnya semakin menggila belakangan hari ini.
Wadah Tanaman Hias
Tanaman hias dirumah biasanya mengharuskan kita untuk membeli lagi wadah tanaman tersebut. Tapi dengan menggunakan dirigen atau botol bekas, maka tanaman pun menjadi menarik sekaligus dapat menghemat biaya pembelian pot atau wadah tanaman hias.
Membuat Eco Brick
Jika kehidupan kita dekat dengan laut dan pulau, pasti tahu Eco Brick. Eco Brick ini adalah botol bekas yang berisi kumpulan sampah plastik yang digunakan untuk membuat produk seperti meja, kursi, dinding, rumah dan lainnya dan sangat ramah lingkungan karena dibuat dari berton-ton sampah plastik.
Sudah saatnya kita membuat gebrakan di rumah untuk mengurangi sampah plastik yang dari hari ke hari semakin tidak terkendali. Nah, kini saatnya giliranmu untuk mengurangi pemakaian plastik dengan bijak, kalau bukan sekarang kapan lagi. Selamat bijak berplastik.