Saat menonton youtube, tak sengaja referensi video lain menunjukan saya kepada Shy Shy Cat. Rasa penasaran membuat saya menonton trailernya dari awal sampai habis. Dan hasilnya, saya menanti film ini rilis di bioskop. Bagai mendapat durian runtuh, seorang teman lama menghubungi saya dan menawarkan premier film ini. Tanpa basa-basi, saya langsung saja menerima undangan ini dengan senang hati, baru nerima undangan nonton film aja sudah senang apalagi nerima undangan nikah, eh, baper deh jadinya.
Silahkan bagi yang belum nonton trailer filmnya.
Shy shy cat adalah terjemahan bebas dari Malu-malu kucing, terjemahan ini bukan dalam arti sebenarnya, namun lebih ke arah "terjemahan secara komedi" atau biasa dilakukan pada saat belajar bahasa Inggris di sekolah dulu. Maklum, setting tempat film adalah Sindang Barang, sebuah desa di Sukabumi yang semangat mempelajari bahasa Inggris. Wow, semangatnya itu loh yang patut diapresiasi. Keep going, Sindang Barang!
Nirina Zubir dan Acha Septriasa, dua pemain ini pernah membintangi film yang sama yaitu Heart beberapa tahun silam. Bisa dikatakan film ini sebuah film reuni bagi keduanya. Hal ini membuat chemistry yang dibangun keduanya sangat natural dan tidak membutuhkan waktu untuk memahami karakter masing-masing. Di film ini, keduanya berperan sebagai sahabat yang saling membantu dalam suka dan duka. Pemeran lainnya adalah Fedi Nuril, Tika Bravani dan Titi Kamal. Fedi Nuril berperan sebagai sahabat masa kecil Nirina, sedangkan Tika bersama Acha menjadi sahabat masa kini. Titi Kamal merupakan teman main pada saat di kampung dahulu.
Sinopsis : Ketika Perjodohan dan Persahabatan Diuji
Sinopsis : Ketika Perjodohan dan Persahabatan Diuji
Mira (Nirina Zubir) sudah sukses membangun karirnya di Jakarta. Di ulang tahunnya ke 30, sang Abah (Budi Dalton), seorang jawara kampung pemilik padepokan silat, menagih janji agar Mira pulang ke desa Sindang Barang, untuk dijodohkan dengan Otoy, teman masa kecilnya. Mira tidak mau pulang kampung karena merasa desanya tidak pernah maju-maju, apalagi dijodohkan dengan Otoy (Fedi Nuril), anak yang seingatnya menyebalkan. Untuk menyiasatinya, Mira dibantu oleh dua sahabat, yaitu Jessy (Acha Septriasa) dan Umi (Tika Bravani) berniat menggagalkan perjodohan itu.
Namun saat kembali ke desa Sindang Barang, Mira, Jessy dan Umi mendapati semua kondisi sudah berbeda, dan mereka dihadapkan dengan pilihan sulit yang menguji persahabatan mereka setelah melihat Otoy sekarang.
Review
Otoy pernah berkata bahwa " Orang kota atau orang yang memiliki ilmu namun tidak memiliki pegangan agam yang kuat, sedangkan orang desa Sindang Barang memiliki tradisi agama yang kuat namun tidak memiliki ilmu yang tinggi ". Otoy merupakan pemuda desa dengan pendidikan tinggi di Mesir dan kembalilagi membangun desanya. Seperti kita ketahui, banyak pemuda desa yang hilang dan mencari nafkah di kota-kota besar seperti Jakarta, namun paradigma itu ingin dihilangkan dan diubah oleh Otoy.
Sungguh saya tersentuh dengan salah satu pesan moral ini, apalagi pemuda desa seyogyanya membangun desanya agar dapat bersaing di tingkat nasional bahkan internasional. Bahkan di film ini, Sindang Barang memiliki WIFI super cepat dan english day pada hari tertentu. Hal ini ingin menunjukan secara tegas bahwa desa siap menerima orang kota atau luar negeri yang ingin berwisata dan menikmati alam dan perkebunan yang luas.
Untuk segi pemain, cast menempatkan aktor-aktor yang pas dengan karakternya. Sebut saja Acha Septriasa yang memerankan Jessy yang penuh dengan drama dan lebay. Soleh Solihun berhasil mengocok perut penonton dengan perannya yang ceplas-ceplos. Nirina Zubir dengan kekuatan acting berhasil menghidupkan karakter Mira dan Tika Bravani dengan karakter Umi yang mengalami depresi. Sedangkan pemeran lain seperti Ade Fitria Sechan, Dwi Sasono, Juwita Bahar, Adelia Rasya, Budi Dalton, Iszur Muchtar dan cast lainnya cukup tepat dan sangat menghibur.
Humor yang disuguhkan sangat menghibur, namun lagi-lagi kendala bahasa masih terjadi, karena beberapa dialog dalam bahasa Sunda tidak diterjemahkan. Humor dibangun berdasarkan situasi dan bahasa memang harus dicerna terlebih dahulu sebelum tertawa. Kadang selera humor satu orang dengan yang lain berbeda, namun saya jamin, film ini menghadirkan humor secara universal dan dapat dinikmati oleh segala usia.
Sinematografi memiliki peranan penting dalam film ini. Kualitas dan pengambilan gambar alam dan seting tempat sangat bagus, namun untuk pengambilan gambar antar adegan zoom pemain masih terlihat tidak sesmooth yang dibayangkan. Sound pun memilki sedikit masalah dalam memotong adegan Mira yang sedang monolog atau sedang bekata dalam hati. Mungkin saya kurang paham secara teknis, namun menurut saya masih kurang rapi pada bagian ini saja, adegan lain sudah sangat sempurna.
Seting tempat yang mengangkat budaya sunda memiliki nilai yang tinggi. Film ini berani menampilkan budaya diwakili oleh pencak silat, seni kecapi dan bahasa sunda. Saya salut dengan tim produksi yang mengangkat kembali unsur budaya Indonesia melalui budaya Sunda. Applause untuk tim produksi. Salut banget.
Secara keseluruhan, film ini sangat layak ditonton bersama keluarga dan teman-teman atau bahkan pacar dan gebetan asal jangan bawa mantan aja ya nanti baper. Selamat menonton ya pada tanggal 3 November 2016 di bioskop kesayangan anda.
Cast
Producers : Starvision
Director: Monty Tiwa
Namun saat kembali ke desa Sindang Barang, Mira, Jessy dan Umi mendapati semua kondisi sudah berbeda, dan mereka dihadapkan dengan pilihan sulit yang menguji persahabatan mereka setelah melihat Otoy sekarang.
Review
Titi Kamal Sedang Diwawancarai |
Sungguh saya tersentuh dengan salah satu pesan moral ini, apalagi pemuda desa seyogyanya membangun desanya agar dapat bersaing di tingkat nasional bahkan internasional. Bahkan di film ini, Sindang Barang memiliki WIFI super cepat dan english day pada hari tertentu. Hal ini ingin menunjukan secara tegas bahwa desa siap menerima orang kota atau luar negeri yang ingin berwisata dan menikmati alam dan perkebunan yang luas.
Untuk segi pemain, cast menempatkan aktor-aktor yang pas dengan karakternya. Sebut saja Acha Septriasa yang memerankan Jessy yang penuh dengan drama dan lebay. Soleh Solihun berhasil mengocok perut penonton dengan perannya yang ceplas-ceplos. Nirina Zubir dengan kekuatan acting berhasil menghidupkan karakter Mira dan Tika Bravani dengan karakter Umi yang mengalami depresi. Sedangkan pemeran lain seperti Ade Fitria Sechan, Dwi Sasono, Juwita Bahar, Adelia Rasya, Budi Dalton, Iszur Muchtar dan cast lainnya cukup tepat dan sangat menghibur.
Foto Bareng Sarah Sechan? Bukan ini Adiiknya Ade Sechan ehehehe |
Sinematografi memiliki peranan penting dalam film ini. Kualitas dan pengambilan gambar alam dan seting tempat sangat bagus, namun untuk pengambilan gambar antar adegan zoom pemain masih terlihat tidak sesmooth yang dibayangkan. Sound pun memilki sedikit masalah dalam memotong adegan Mira yang sedang monolog atau sedang bekata dalam hati. Mungkin saya kurang paham secara teknis, namun menurut saya masih kurang rapi pada bagian ini saja, adegan lain sudah sangat sempurna.
Seting tempat yang mengangkat budaya sunda memiliki nilai yang tinggi. Film ini berani menampilkan budaya diwakili oleh pencak silat, seni kecapi dan bahasa sunda. Saya salut dengan tim produksi yang mengangkat kembali unsur budaya Indonesia melalui budaya Sunda. Applause untuk tim produksi. Salut banget.
Secara keseluruhan, film ini sangat layak ditonton bersama keluarga dan teman-teman atau bahkan pacar dan gebetan asal jangan bawa mantan aja ya nanti baper. Selamat menonton ya pada tanggal 3 November 2016 di bioskop kesayangan anda.
Cast
Producers : Starvision
Director: Monty Tiwa
Writers: Adhitya Mulya, Monty Tiwa
Stars: Nirina Zubir, Fedi Nuril, Acha Septriasa, Tika Bravani, Titi Kamal, Izhur Muchtar, Soleh Solihun, Juwita Bahar, Adelia Rasya, Ade Fitria Sechan, Budi Dalton, Cecep Arif Rahman
Yuk Joged Bareng Nirina, Acha dan Tika