Setiap manusia memiliki dua identitas kehidupan, identitas dalam kehidupan nyata dan identitas dalam kehidupan dalam dunia maya
Kehidupan di dunia ini memiliki sisinya sendiri, sisi baik, jahat, buruk, baik, bahagia, sedih dan sebagainya sebagainya. Dalam dunia lain, dunia maya, segalanya bisa berubah dari dunia nyata saat ini. Bisa saja seseorang dengan status sosial yang tinggi, berubah menjadi seorang biasa saja dalam dunia maya, atau sebaliknya seorang yang hanya pengangguran bisa saja mengaku beruang dan memiliki banyak rumah. Dunia maya itulah dunia yang serba unreal dan surreal. Tampak nyata namun tak nyata.
Perkembangan social media, sebagai salah satu gaya hidup, mengubah mindset yang saat ini berubah dari jaman tatap muka menjadi jaman social media. Apapun yang terjadi di social media, bisa jadi cerminan dari kehidupan nyata, namun tak semua yang maya atau semu itu benar adanya.
Joe, Sang Detektif Social Media
Joe, diperankan oleh Kao Jirayu, tokoh sentral dalam film yang berdurasi sekitar 120 Menit. Joe mempunyai kehidupan kedua di dunia maya. Dalam dunia maya, Joe merupakan detektif yang siap menyelidiki identitas seseorang melalui penelusuran social media yang dimiliki oleh sang target.
Sebelum melakukan aksinya, Joe menerima permintaan melalui pesan singkat dari kliennya. Kemudian setelah menerima pesan, Joe menelusuri sang target melalui social media yang dimilikinya. Facebook, Chat dan social media pun diperiksa satu persatu. Hua Tang Mo, identitas dunia maya Joe, digambarkan sebagai pria dengan kepala besar. Hua Tang Mo dapat menyelinap masuk ke social media siapapun tanpa terkecuali.
Hua Tang Mo dalam setiap misinya tidak memungut bayaran kepada setiap wanita, dan sebaliknya apabila terdapat pria yang ingin mengunakan jasanya, harus membayar setidaknya 10.000 Baht.
Sang Magician
Hua Tang Mo kali ini mendapatkan misi khusus dari seorang kakek. Kakek tersebut kehilangan uang setelah kalah bermain taruhan tebak skor sepak bola secara online.
Saat kakek itu meminta Hua Tang Mo untuk menyelidiki sang aktor dibalik pengelapan uang, sang kakek pun harus merogoh kocek memenuhi permintaan Hua Tang Mo yang mengharuskan kakek membayarnya sebesar 10.000 Baht.
Hua Tang Mo mulai menyelidiki sang pengelap uang dari social media yang dimiliki. Dengan cepat Hua Tang Mo menemukan lokasi sang pengelap uang melalui IP address. Hua Tag Mo berubah menjadi Joe guna melacak keberadaan sang pengelap uang. Identitas sang pengelap uang merupakan sang magician dengan topi hitam dan sangat misterius.
Dalam pencariannya, Joe bertemu dengan teman kawanita sang magician. Alur cerita berkembang setelah akhirnya Joe begitu dekat dengan teman wanita sang magician. Joe sengaja meraih simpati teman wanita agar mengetahui secara jelas dan dapat melacak langsung keberadaan sang magician.
Sang kakek yang kesal dengan Hua Tang Mo karena kemoloran pencarian idenstitas sang magician, akhirnya menyewa tukang pukul dalam dunia maya untuk menghakimi Hua Tang Mo.
Seketika cerita berubah ketika Joe mengetahui identitas asli sang magician. lalu bagaimana akhir cerita Joe sang detektif dunia maya ini. Silahkan menonton di bioskop terdekat.
Pesan cerita
Seperti yang telah disampaikan dalam awal cerita, pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa dunia maya rawan dengan penipuan dan lintas identitas sehingga rambu-rambu dalam dunia maya pun harus dimiliki oleh sang penguna dunia maya atau social media yang kian marak belakangan ini.
Film ini sangat menghibur dengan kualitas animasi dan pengambilan gambar yang bagus. Disamping karakter kuat Hua Tang Mo, karakter pendukung seperti tukang pukul, kakek dan sang magician juga memberikan warna tersendiri dalam film ini.
Secara keseluruhan film Thailand ini bagus dalam membidik pasar Indonesia yang memiliki ketergantungan terhadap social media. Bukan tidak mungkin, dalam beberapa tahun, muncul film Indonesia bertema serupa.
Trailer
Informasi Film
Sutradara : Liawsirikun Kittikorn
Pemeran : Kao Jirayu, Ariigantha Mahapleasrkpong
Genre : Drama Komedi
Tayang Perdana : 11 Juli 2015
Media Conference Film #JoeHuaTangMo pic.twitter.com/T8NHUkZj2r
— Salman Faris (@salman_faris) July 11, 2015