“One’s destination is never a place, but a new way of seeing things.” – Henry Miller
Sebuah destinasi atau tujuan itu bukan hanya sebuah tempat, melainkan sebuah cara untuk melihat sesuatu dengan pandangan yang berbeda. Saya buka tulisan saya ini dengan sebuah Quote dari Henry Miller untuk mengantarkan atau untuk membuka wawasan kita bahwa sesungguhnya tempat atau tujuan itu bukan sebuah masalah bagi kita, namun yang lebih penting dari sebuah perjalanan adalah perjalanan itu sendiri. Makna dari sebuah perjalanan lah yang dititik beratkan oleh Henry. Bermakna, hanya sekedar saja atau malah sia-sia sebuah perjalanan, kita sendiri yang akan menentukan. Yes, that's right.
Seperti yang saya alami beberapa waktu lalu, tepatnya akhir Desember 2014. Saya mengikuti Jambore Anak Tangguh yang diadakan oleh berbagai macam relawan dari berbagai komunitas yang peduli dengan bencana longsor di Banjarnegara. Komunitas yang tergabung antara lain :
- KMPLHK RANITA Universitas Islam Negeri Jakarta
- One Day One Service Movement ; ODOSMOV
- Konsorsium Relawan Indonesia “Sahabat MERAH PUTIH”
- Gerakan Satu Juta Buku “SAJUBU”
- Komunitas Fotografi Kamera Lubang Jarum Indonesia (KLJi)
- Komunitas Literasi One Day One Book
- Komunitas BLOGFAM
- Jejaring Penggiat Pendidikan ; SEKOLAH RAYA
- DPP Syarikat Islam
- Sobat Kolong
Sumber Gambar disini |
Foto menggunakan kaleng dan bermain bersama
Kegiatan Jambore Anak Tangguh sedianya dilaksanakan dua hari, namun mengingat kondisi daerah bencana dan mobilitas anak-anak yang kurang, maka dengan berat hati dilaksanakan dalam satu hari.
Kegiatan diisi dengan sebuah sambutan dari Kepala Desa Leksana, Karangkobar, Banjarnegara. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan sangat mendukung kegiatan yang sangat positif ini. Kemudian dilanjutkan dengan sebuah acara perkenalan dan pembagian kelompok. Setiap kelompok akan diberikan sebuah kaleng yang disiapkan untuk membuat sebuah foto dari kamera kaleng tersebut.
Dari sebuah kaleng tapi dapat menghasilkan sebuah foto? Iya, sebutan dari kamera tersebut adalah Kamera Lubang Jarum (KLJ). Ddidalam kaleng tersebut tentunya ada film yang dapat menangkap bayangan atau cahaya dari luar sehingga bisa menghasilkan sebuah foto hitam putih.
Bagaimana cara memotretnya? Caranya hanya membuka tutup kaleng, dan membiarkan beberapa menit di hadapan obyek yang diinginkan, kemudian di cuci cetak di kamar gelap. Mudah bukan?
kemudian acara di akhiri dengan bermain-main bersama, dan bergembira bersama melupakan sejenak bencana yang mereka alami. Saya sangat senang dan antusias dengan kegiatan ini.
Pengalaman Pertama
Jujur saja, Mengikuti sebuah kegiatan kerelawanan dan terjun langsung ke daerah bencana merupakan pengalaman pertama bagi saya. Saya tidak menyangka bisa mengikuti kegiatan yang bermanfaat bagi pemulihan anak-anak secara mental tersebut.
Di kampus dulu saya hanya mengikuti beberapa kegiatan yang bersifat keorganisasian saja, namun tidak pernah sekali pun ikut terjun langsung melihat ke daerah bencana. Saya saya lakukan apabila terdapat bencana seperti dahulu gempa di Yogyakarta, Tsunami Aceh, dan lainnya, saya hanya sekedar mengumpulkan sumbangan dana dari teman-teman organisasi saja, tanpa sekali pun terlintas untuk menjadi relawan langsung.
Menurut pendapat saya sebagai relawan, kegiatan ini sungguhlah postif. Anak-anak nampak sangat menikmati acara dan bisa melupakan sejenak bencana yang melanda daerah mereka.
Foto -Foto Kegiatan Jambore Anak Tangguh
Sebuah Kamera Lubang Jarum yang dipegang Anak-anak |
Hasil Karya Anak-Anak |
Seluruh Anak-Anak bergembira |
Enjoy the moment |
Referensi :
Travel Quote : http://pursuingmydreams.com/2012/02/08/the-50-most-inspiring-travel-quotes-of-all-time/