Sumba yang indah, sore itu seorang perempuan bernama Dara (Eva Celia) tengah berlatih silat. Ia mempelajari sebuah jurus yang bernama "Jurus Tongkat Melingkar Bumi". Sebuah jurus yang harusnya diturunkan oleh gurunya yang bernama Cempaka (Christine Hakim). Namun, ternyata bukan Cempaka yang melatihnya, melainkan putra Cempaka yang bernama Elang (Nicholas Saputra).
Cempaka memiliki empat murid yang masing-masing muridnya merupakan anak-anak dari musuh-musuh yang mati terbunuh untuk menegakan keadilan. Biru (Reza Rahadian), Gerhana (Tara Basro), Angin dan Dara. Namun, malang Cempaka ternyata diburu oleh Biru dan Gerhana untuk menyerahkan Tongkat Emas dan menurunkan Jurus Pamungkas yaitu "Jurus Tongkat Melingkar Bumi".
Gerhana dan Biru tengah memeriksa Dara dan Agin yang jatuh ke lembah |
Singkat cerita, Dara dan Angin kemudian melarikan diri dan di tolong oleh Elang di sebuah perkampungan. Untuk sementara Dara dan Angin aman, namun tak berapa lama Biru dan Gerhana berhasil menemukan Angin. Dibantur oleh beberapa murid dari perguruan Sayap Merah. Dara yang mengetahui hal tersebut lalu nekad menemui Angin yang tengah di sandera. Dara menukarkan Tongkat Emas dengan nyawa seorang Angin.
Hari-hari berlalu, Ketua perguruan Sayap Merah ternyata meregang nyawa karena di racun oleh Gerhana dan Biru. Setelah tewasnya ketua perguruan, Gerhana dan Biru menguasai perguruan dan mendirikan Perguruan Tongkat Emas. Setelah berkuasa, mereka tetap mencari persembunyian Dara dan Angin. Malang nasib Dara dan Angin, ternyata persembunyiannya diketahui oleh Gerhana dan Biru.
Gerhana dan Biru mengejar Dara dan Angin sampai ke hutan. Di Tengah Hutan itulah Angin menyerahkan diri dengan perlawanan. Sementara Dara hanya bisa melihat dari atas pohon karena tidak bisa bergerak oleh jurus Angin. Angin tewas ditangan Gerhana dan Biru.
Atas kematian Angin, Dara ingin membalaskannya. Ia mencari Naga Putih yang merupakan penguasa jurus sakti itu. Dan, ternyata Elang adalah anak dari Cempaka dan Naga Putih. Elang berjanji akan mengajari Dara jurus sakti tersebut. Setelah berlatih beberapa hari, Dara ternyata telah siap mempelajari Jurus Tongkat Melingkar Bumi yang mengharuskan berpasangan untuk berlatih jurus tersebut.
Dan tibalah hari pembalasan, Dara dan Elang menemui Gerhana dan Biru untuk bertarung dua melawan dua. Kebeneran akan menang, itulah pesan yang penting dalam film besutan Mira Lesmana, Riri Reza. dam Ifa Isfansyah. Akhirnya dalam pertarungan itu Gerhana dan Biru terbunuh. Sebuah skema awal pun terulang, ketika Dara menerima anak perempuan Gerhana menjadi muridnya, sementara Elang, yang memiliki perjanjian dengan Ayahnya yaitu Naga Putih, mengembara entah kemana.
Film laga seperti ini masih menjadi momok bagi para produser di Indonesia. Selain proses pengarapa yang memakan waktu lama, dan pemeran yang harus berlatih bela diri juga membutuhkan biaya yang tak sedikit. Namun, Mira Lesmana dan tim produksi Pendekar Tongkat Emas ini malah membuktikan yang sebaliknya. Dengan proses yang serius dan profesional, akhirnya film ini merupakan tontonan yang wajib sebagai pembelajaran bahwa Indonesia membutuhkan seorang yang benar-benar berjiwa pendekar seperti pesan film ini.
Lokasi syuting yang berada di Sumba, juga membuktikan bahwa Indonesia ini negeri yang Indah. Negeri yang penuh dengan kultur yang kental, terbukti dengan pakaian yang dikenakan oleh pemeran di film ini merupakan kain tenun khas Sumba. Dan, dalam film ini pula, dilibatkan beberapa orang lokal serta mengangkat lagu dan tairan serta beberapa adat seperti pemakaman yang kesemuanya itu merupakan kekayaan dari Sumba.
Saya termasuk beruntung karena dapat bertemu dan berfoto bersama dengan Para pelakon Pendekar Tongkat Emas. Saya pun tak menyangka bahwa ketemu dengan pemeran dalam sebuha film yang bagus ini. Teman saya pun demikian senang dengan kesempatan ini.