Rasanya saya pantas mengucapkan kalau dibalik perubahan besar sejarah itu terdapat andil perempuan di dalamnya. Masih ingat ketika di Aceh seorang komandan pasukan dikepalai oleh Cut Nyak Dien, seorang perempuan tegas dan pejuang tangguh, kemudian seorang Kartini yang memiliki peran dalam menjadikan perempuan lebih berpendidikan serta peran serta perempuan lainnya dalam sebuah perubahan. Pun, demikian jika menilik zaman sekarang yang sudah serba digital pun memiliki tantangan bagi sebagian besar kalangan termasuk perempuan.
Saat ini, baik perempuan dan laki-laki memiliki kekuatan dan kemampuan yang sama dalam hal apapun, dan sisi lainnya adalah peran perempuan pun cenderung lebih dominan di dalam rumah tangga. Ketika berbicara pemimpin di dalam hal pekerjaan, maka saat ini pimpinan perempuan sudah sangat banyak dan sudah lumrah bahkan mendapatkan apresiasi. Namun demikian, apresiasi yang diterima juga tak luput dari berbagai hal yang selama ini menjadi stigma negatif bahkan sering dikaitkan dengan stigma budaya dan agama.
Diluar dari stigma tersebut, perempuan adalah cikal bakal kehidupan. Oleh karena peran yang sangat strategis dan memiliki makna yang sangat mendalam, kepemimpinan seorang perempuan dinilai menjadi balancing atau penyeimbang dalam struktrual apapun. Nah, IdeaFest 2020 kali ini menghadirkan Idea Talks yang sangat menarik bersama Ibu Vera Galuh Sugijanto (VP General Secretary Of Sari Husada), Ibu Dewi Muliaty (President Director Of Prodia), Hannah Al Rashid (Actor & Activist). Acara ini berlangsung beberapa hari lalu dengan pembawa acara Rory Asyari.
Perbicangan dimulai dengan menilik latar belakang kepemimpinan dan perempuan, apakah ada tantangan atau hambatan selama ini? Ketiga pembicara mengisahkan bahwa kepemimpinan seorang perempuan adalah hal yang wajar saat ini. Bahkan Ibu Dewi mengatakan kalau seorang perempuan sudah sepantasnya mendapatkan posisi pemimpin dengan kerja keras dan kompetensi yang dimiliki. Kemampuan seorang perempuan itu dianugerahi dengan kebiasaan meuntaskan segala macam pekerjaan (Multitasking) baik di kantor maupun di rumah.
Lalu, Ibu Vera juga menyatakan bahwa kerja keras yang dibangun selama bertahun-tahun bahkan bergelut di kawasan regional dengan mayoritas pemimpin laki-laki pun sudah biasa dilakukan tanpa ada merasa perbedaan yang mendalam. Bahkan, sudah menjadi hal lumrah seorang perempuan menjadi perwakilan dari pimpinan dalam suatu project. Gagasan dan pemikiran dari sebuah project yang berperan terhadap perempuan justru akan lebih tepat jika diinisiasi atau dipimpin langsung oleh seorang perempuan, seperti yang dilakukan oleh Sari Husada.
Kemudian Hannah, seorang aktris di dunia perfilman juga mengatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan, namun memang tantangan tersendiri untuk membuktikan kemampuan berakting tanpa adanya stigma bahwa perempuan itu melesat karirnya hanya dengan paras tanpa mengedepankan kemampuan atau kualitasnya sebagai aktris.
Selain itu, Peran Perempuan juga dibuktikan dalam program yang nyata untuk perempuan itu sendiri, seperti Sari Husada yang mengarisbawahi pentingnya 1000 hari pertama dalam kandungan sebagai salah satu peran ibu dalam memperbaiki gizi anak dalam masa kehamilan. Kemudian, pada saat di usia lima tahun, diguangkan pemenuhan gizi seimbang serta warung anak sehat di sekolah dasar dengan pemenuhan gizi tambahan untuk anak-anak. Peran serta perempuan ini sangat penting karena erat kaitannya dengan kualitas generasi penerus bangsa.
Salah satu pesan untuk Perempuan dari Ibu Dewi, Perempuan itu sudah saatnya menjadi seorang yang kuat dan tidak minta diperlakukan sebagai mahluk yang lemah atau mahluk kelas kedua. Seorang perempuan harus mampu dan kompeten dalam bidangnya sehingga bisa bersaing dengan sesama perempuan dan laki-laki dalam hal apapun. Bahkan sebetulnya Perempuan memiliki keunggulan seperti multitasking dan keluwesan dalam kepemimpian serta mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di perusahaan.
Hannah juga menyatakan bahwa di dunia perfilman, justru bayaran yang diterima oleh perempuan jauh lebih besar daripada laki-laki, sehingga sepantasnya kerja keras dan kemampuan aktinglah yang seharusnya ditunjukan oleh seorang aktris untuk terus bertahan dalam industri perfilman.
Obrolan Female Leaders Make A Change di IdeaFest 2020 ini cukup membuka mata bahwa perempuan pun mampu memimpin dan sekaligus ibu rumah tangga yang memiliki kemampuan memanage baik dalam perusahaan dan keluarga sehingga sukses di keduanya.