Pendopo Kabupaten Purwakarta Jawa Barat |
Kamu boleh tertawa terbahak-bahak sekarang, karena satu hal dan ketidaktahuan saya selama ini karena menganggap bahwa sate maranggi ini berasal dari NTT sana, barulah setelah saya diajak berkeliling Purwakarta selama seharian saya paham bahwa Sate Maranggi ini khas dari satu kabupaten di Jawa Barat ini. Beruntung saya bisa menyaksikan Steak Maranggi Festival 2015 yang berlangsung sabtu lalu, tanggal 5 Desember 2015 tepatnya.
Oh iya, saya sebetulnya tahu betul dimana Purwakarta itu berada dan sering melewatinya pada saat saya mudik ke kampung halaman di Pemalang, namun saya tak sekali pun menginjakan kaki ke tengah kotanya. Bagaimana pun tak lengkap rasanya kalau belum sholat di Masjid Agung, main-main di alun-alunnya atau pun mampir langsung ke Kontor Bupati yang Indah serta menikmati taman-taman yang tertata rapi.
Sebut saja Taman Maya Datar, salah satu taman yang terdapat di kawan pendopo kabupaten. Setelah hujan mulai reda beberapa saat, saya sempat mengabadikan diri di depan taman, tampak seekor harimau putih dengan gigi taringnya dan cakarnya yang siap menerkam siapa saja, namun jangan khawatir karena patung belaka saja. Di belakang saya berdiri terdapat dua air mancur serta taman bunga sehingga sangat asri. Dahulunya, pada masa Kerajaan Pakuan Pajajaran, taman ini merupakan sebutan bagi alun-alun kerajaan.
Persis tak jauh dari Taman Maya Datar, terdapat Taman Pancawarna. Dari namanya sudah jelas teridentifikasi bahwa taman ini memiliki koleksi bunga yang sangat beragam dan penuh warna, tak hanya satu atau dua atau tiga tapi lebih dari 10 jenis taman atau bunga yang menghias taman yang berada tepat di hadapan pendopo kabupaten Purwakarta. Untuk masuk ke area pendopo, terdapat dua jalan yang masig-masing memiliki tangga kayu dan dikelilingi oleh kolam ikan dan tumbuhan teratai yang harmonis dengan lingkungan sekitar.
Foto Bersama Kang Dedi
Makan siang, saya beserta teman-teman dihidangkan beragam makanan khas Purwakarta, salah satunya sate maranggi. Saat gigitan pertama, rasanya begitu mengoda sekali, dan selanjutnya terseraah anda hehehe, memang kelezatan sate ini tiada duanya, apalagi daging dombanya berasala dari garut dan saat ini Purwakarta tengah mengembangkan domba pesilangan dengan Garut. Selain sate, terdapat pepes tahu, sop buntut dan beragam makanan khas lainnya.
Berbarengan dengan makan siang kami mendapatkan kerhomatan untuk langsung ngobrol bersama bupati Purwakarta Kang Dedi. Kang Dedi memiliki cita-cita agaar Purwakarta ini mandiri secara ekonomi dengan memberdayakan sumber daya yang dimiliki serta kekhasan yang tak dimiliki oleh daerah lainnya, misalnya sate maranggi ini yang mendapatkan sentuhan modern atau dikolaborasian dengan teknik memasak modern namun bahan-bahan untuk membuatnya berasal dari produk lokal. Luar biasa pemikiran Kang Dedi ini.
Setelah bercengkerama, saya dan teman-teman blogger berkesmpatan untuk foto bersama dan berfoto secara langsung, namun sayang, foto yang dihasilkan oleh kamera gelap, jadi saya tak dapat menampilkannya, sebagai gantinya saya tampilkan foto saat berada di aula kantor bupati dengan latar belakang Ratu Pantai Selatan bersama dengan harimau putih yang indah.
Steak Maranggi Fest 2015 : "Purwakarta Go International"
Dengan latar lampu-lampu temaran namun mampu menghias jalana menjadi sangat teduh dan sedikit dingin karena cuaca makin tidak bersahabat, saya melangkah menuju tempat penyelenggaraan Steak Maranggi Festival 2015. Penonton mulai memenuhi jalanan yang sengaja ditutup ini, ketika MC membuka acara ini. Saya sempat penasaran sebeneranya apa yang istimewa dari Steak ini? Kenapa harus dimasak dan dibumbui sama dengan sate maranggi? Beberapa pertanyaan ini masih tersimpan sementara 8 penari dengan leluasa mengerakan badannya hingga membentuk formasi melingkar dan membawa kipas khas untuk mengipas sate. Saya sempat tersenyum dan menganggukan kepala tanda saya setuju dengan apa yang ditampilkan, bahwa Purwakarta dan Sate Maranggi sudah tidak dapat dipisahkan, luar biasa.
Sumber : Arie Goiq |
Steak Maranggi ini merupakan rangkaian dari promosi kuliner Purwakarta yang ingin menggali lebih banyak potensi lokal dan dipadukan dengan selera internasional. Bahan baku daging domba serta bumbu berasal dari Purwakarta sementara Steak sendiri merupakan unsur modern dan diminati oleh dunia internasional.
Sebanyak 75 sekolah menengah pertama/atas menyemarakan kontes yang memperebutkan hadiah puluhan juta rupiah ini. Sebagai dewan juri terdapat Chef Aiko, Detik Food dan Perwakilan dari Purwakarta. Setelah merasakan sendiri daging domba dioleh dengan bumbu maranggi ini, kemudian disajikan menjadi steak, dewan juri sangat bangga dengan hasilnya, namun masih memiliki beberapa kekurangan yang harus segera di perbaiki.
Dan, akhirnya juara pertama untuk kompetisi kali ini diraih oleh SMK YPK Purwakarta yang meraih hadiah senilai 5 juta rupiah. Selamat kepada pemenang, saya bangga menjadi bagian dari Festival yang sangat menarik dan dapat dijadikan media kreativitas anak muda di Purwarta dan dapaat dicontoh oleh kota lainnya. Selamat menikmati steak maranggi. :D