Brand yang kuat bukan hanya dikenal melalui iklan di televisi ataupun media sosial, namun brand yang melekat di masyarakat dengan sebuah stigma yang baik dan dibutuhkan dalam berbagai kesempatan. Untuk membangun brand yang dikenal luas bukan hal yang mudah dan membutuhkan sebuah trobosan dalam banyak hal termasuk marketing. Marketing pun mengalami banyak perubahan mengikuti zamannya, kalau dahulu beriklan di koran dan televisi adalah sebuah solusi yang tepat, untuk saat ini hal tersebut sudah menjadi hal yang ditinggalkan banyak brand.
Nah, saat ini kita mengenal Influencer Marketing yang dibutuhkan banyak brand untuk memperluas jangkauannya di masyarakat. Hal ini dikaitkan dengan makin banyaknya sosial media yang digunakan sehingga memerlukan strategi pendekatan berbeda agar makin efektif. Bisa dibilang saat ini, strategi Influencer Marketing pun sangat beragam menyesuaikan sasaran dan kebutuhan dari brand.
Yohana Sitompul selaku Digital Strategy Manager di IDN Creator Network, sebuah creator marketing platform di bawah naungan IDN Media, mengungkapkan hal-hal krusial yang harus diperhatikan oleh brand saat hendak menjalankan influencer marketing.
Tiga Hal Penting Sebelum Menjalankan Influencer Marketing
Marketing Objective
Kita harus paham apa tujuan dari pengadaan sebuah campaign melalui influencer marketing: apakah untuk awareness, conversion, promo, atau product launch. Dengan mengetahui adanya sebuah campign ini diharapkan tepat sasaran.
Target Audiens
Selain itu, target audiens juga tak kalah penting untuk diperhatikan. “Kedua, target audiens. Dengan mengetahui target audiens brand, akan lebih mudah bagi kita untuk menentukan platform mana yang cocok untuk brand tersebut: Instagram, Twitter, Tiktok, Podcast. Namun, perlu ditekankan bahwa creator marketing platform jangan terus-terusan Instagram-minded. Everything is always evolved, we always need to adapt. Pada kenyataannya, shift memang perlahan terjadi: dari Instagram ke Tiktok, misalnya,” sambung Yohana.
Jenis Campaign
Tak hanya kedua hal di atas, referensi gaya konten yang akan diluncurkan oleh suatu brand juga perlu dipertimbangkan secara matang. “Ketiga, apakah soft-selling, ada alur ceritanya? Ataukah lebih to the point, menunjukkan produk dan menyatakan langsung apa benefit dari produk yang ditawarkan? Sekarang ini, kalau saya bilang, sih, lebih banyak yang pakai strategi soft-selling, meski ada juga yang tetap pakai strategi hard-selling. Strategi soft-selling lebih baik didukung dengan konsep honest review―kita buat seolah audiens tak tahu bahwa mereka sedang terkena wxposure branding, begitu,” ujar Yohana detail.
Parameter untuk mengukur kesuksesan campaign
Parameter yang umumnya digunakan dalam campaign influencer marketing adalah number of reach dari suatu post. Namun tentu juga ada faktor lain yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan suatu campaign. “Kuantitas berdasar data adalah parameter utamanya―apakah memenuhi target yang sebelumnya telah ditetapkan, bagaimana interaksi yang mungkin dihasilkan dari suatu post, brand awareness-nya bagaimana. Nantinya, insight yang kita dapat akan kita kompilasi di sebuah laporan,” terangnya. Kesuksesan sebuah campaign, bagi Yohana, juga dapat dinilai secara subjektif. Dengan kata lain, kesuksesan sebuah campign juga bisa dinilai dari seberapa banyak masyarakat membicara brand tersebut sehingga mampu menarik hati semua orang.
Ide campaign paling happening versi IDN Creator Network
Selanjutnya, Yohana juga membagikan beberapa ide campaign yang biasanya IDN Creator Network tawarkan pada brands. Ada 5 ide campaign yang selalu digunakan yaitu sebagai berikut :
Pertama, hyperlocal KOL (Key Opinion Leader)
Hyperlocal KOL adalah para KOL yang berada di kota-kota kecil yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka dinilai memiliki kedekatan yang lebih dengan para audiens mereka, jadi lebih targeted.”
Kedua, always on
Dengan kata lain, sebuah brand akan terus menjalankan campaign secara berkelanjutan untuk suatu periode waktu tertentu. Contoh, brand A, dari bulan Januari 2021 hingga Desember 2021 tap in di, misalnya, IDN Creator Network dengan tujuan menjaga eksistensi brand di mata konsumen.
Ketiga, agile campaign
Maksudnya, kita akan bantu track dan cek platform mana yang sekiranya sedang ramai digunakan. Contoh, clubhouse. Cara ini digunakan agar brand image terbentuk dengan lebih cepat.
National KOL
Ada juga national KOL. Bedanya dengan hyperlocal KOL, national KOL ini lebih fokus di kota-kota besar yang ada di Indonesia. Pemilihan KOL akan disesuaikan dengan domisili target audiensnya.
Vertical domination
Terakhir, ada pula yang disebut dengan vertical domination. Ide ini lebih mengarah pada penggunaan KOL dalam jumlah yang sangat masif. Satu konten yang sama akan dibagikan oleh, misalnya, 200 KOL dalam jangka waktu sekian hari. Biasanya, ini dilakukan ketika sebuah brand sedang meluncurkan produk baru atau sedang melaksanakan campaign promo.