Tidak afdol rasanya bisa mengunjungi beberapa negara di Asia namun belum pernah sekalipun menginjakan kaki di rumah Allah, Mekkah. Haji tentu saja menjadi sebuah cita-cita semua muslim di Dunia, namun tidak ada salahnya bertamu terlebih dahulu dengan Umroh. Perjalanan yang biasa dilakukan untuk mencari kesenangan duniawi, maka inilah salah satu perjalanan spriritual yang paling berkesan seumur hidup saya.
Pengalaman Spritual Selama Umroh
Perjalanan spiritual seseorang memang tidak semulus yang dibayangkan. Saya memang bukan malaikat, bukan pula setan yang jahat. Saya ini manusia yang membutuhkan lebih dalam tentang rasa nikmatnya dalam beribadah tanpa paksaan dari mana pun. Yang lebih menyenangkan lagi adalah saya Umroh bersama keluarga. Setelah Kakakku meninggal pada Oktobernya, Alhamdulillah pada Novembernya kami sekeluarga dan yang paling istimewa adalah dengan keponakan saya Shafira.
Memasuki kota Suci, Mekkah dan Madinah. Perasaan sejuk dan tenang sangat terasa. Walaupun cuaca disana sangat ekstrim yaitu sangat panas ataupun sangat dingin, namun saya merasa sangat sejuk. Entah karena memang cuaca tidak berpengaruh atau memang inilah kesejukan yang lama saya idam-idamkan.
Umroh bisa dibilang sebagai Haji kecil, semua syarat termasuk thawaf dan sai semuanya dijalankan. yang membedakan hanyalah Wukuf di padang Arafah dan Jumroh. Selain itu, rukunnya sama saja termasuk memakai pakaian ikram bagi pesertanya.
Saya sangat puas bisa menjalankan ibadah sholat di Masjidil Haram dan Masjid An-Nabawi, serta banyak tempat bersejarah yang kami kunjungi seperti jabal uhud, jabal rahmah dan masjid serta rumah-rumah Sahabat Nabi Muhammad SAW yang mengingatkan saya tentang perjuangan pada masa-masa dakwah Nabi.
JNE Berangkatkan Karyawan ke Tanah Suci Mekkah
Bahagia rasanya bisa menginjakan kaki di Tanah Suci Mekkah, hal ini juga dialami oleh banyak orang termasuk saya dan keluarga, hal ini juga pastinya dialami oleh lainnya. Demikian juga dialami oleh 140 Ksatria dan Srikandi JNE, sebutan bagi karyawan JNE yang menjadi jamaah umrah kloter pertama yang mulai berada di sana pada 16 – 24 Mei 2022 yang lalu. Mereka mengaku terharu dan bangga hingga meneteskan air mata saat pertama kali berada di Masjidil Haram di depan Ka’bah yang menjadi kiblat sewaktu shalat sehari-hari.
M. Feriadi Soeprapto, Presiden Direktur JNE ikut merasakan kebahagiaan yang dialami Ksatria dan Srikandi JNE. “Setelah dua tahun sempat tertunda akhirnya para karyawan ini dapat diberangkatkan kembali ke tanah suci. “Kegiatan ini kami jalankan sesuai dengan amanah Ayah kami sekaligus founder JNE (Alm) H. Soeprapto Soeparno yang menggagas umrah gratis bagi para karyawan JNE yang sudah mengabdi kepada perusahaan selama lebih dari 12 tahun” ungkap Feri.
Dari berbagai kantor cabang JNE, seperti dari Jakarta, Tangerang, Cilegon, Bandung, Cirebon, Purwakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Pontianak, Sidoarjo dan juga cabang utama yang lainnya, tampak serius dan antusias mengikuti seluruh rangkaian ibadah umrah yang dipandu oleh Ustadz Akhyar Mahpudin.
Sementara itu, Bubun Bunyamin, Ksatria dari JNE Cilegon, Banten, mengaku sangat bersyukur dan terima kasih kepada JNE yang telah memberangkatkan karyawannya termasuk dirinya yang telah bekerja lebih dari 12 tahun di JNE Cilegon. Ini rezeki dari Allah melalui JNE sehingga saya bisa berangkat ke Tanah Suci Mekah. Saya di sana fokus ibadah dan berdoa untuk keluarga dan juga untuk kemajuan JNE,” ujar karyawan di bagian operasional ini dengan mata berkaca-kaca karena impiannya sujud di depan Ka’bah akan terlaksana.