Karanglo, sebuah desa di Klaten, Jawa Tengah, menjadi perbincangan publik beberapa waktu lalu ketika program bank sampahnya menjadi role model. Berbagai masalah yang melanda kini berangsur-angsur membaik bahkan dengan ide-idenya, warga Karanglo siap membuat trobosan baru.
Awan putih menutupi teriknya matahari ketika rombongan Explore Indonesia Jogja 2016 (#EIJogja16) sampai di sebuah lapangan. Saya turun dari bus bersama rombongan. Ternyata kami telah disambut para pengurus program yang dilaksanakan di Karanglo. Di pendopo, kami diberikan penjelasan program apa saja yang telah dilaksanakan. Kami terpana, ternyata desa ini bukanlah desa sembarang, desa ini merupakan percontohan bagi desa lain. Lihat saja padi yang telah menguning disandingkan dengan bunga. Banyak tidak menyangka bahwa desa ini pernah mengalami kegagalan panen karena hama tikus yang merajalela.
Berkat program dari Aqua Lestari, warga tak lagi mengalami gagal panen, malah mengalami surplus pangan. Metode apa yang dipakai untuk menuntaskan hama tikus? Jawabannya adalah burung hantu. Iya, Burung hantu inilah yang memangsa tikus. Secara umum siklus alami inilah yang digunakan oleh warga untuk menghambat pertambahan tikus. Benar-benar program yang cerdas dan luar biasa.
Sampah = Rupiah
Belum genap 2 tahun, Bank Sampah Rukun Santoso ini diresmikan, namun manfaatnya bagi warga sekitar telah terbukti. Bahkan, warga selalu dikunjungi warga daerah lain yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai program ini. Kini warga bisa menambah penghasilan tanpa kehilangan pekerjaan utama.
Dahulu, Karanglo hanyalah desa dengan jumlah produksi sampah yang banyak. Pembuangan sampah akhir dilakukan di lapangan terbuka bahkan sungai pun tak luput dari tumpukan sampah. Pemandangan sampah dimana-mana ini sangat kurang elok dipandang mata. Tak tinggal diam, pemuda bersama perangkat desa dibantu Aqua Lestari mendirikan bank sampah Rukun Santoso.
Pada umumnya program bank sampah adalah menampung sampah daur ulang seperti botol, kaca, kardus dan lainnya dan mendapatkan imbalan berupa uang. Namun bank sampah biasanya terdapat catatan seperti rekening di bank per masing-masing orang.
Sampah plastik yang tak bisa diurai oleh tanah menjadi masalah besar. Namun, berkat ide-ide luar biasa, plastik bekas kemasan permen, snack dan lain-lain berubah menjadi baju, topi, tas ransel, bunga dan lainnya.
Luar biasa sekali kreativitas yang diproduksi oleh warga Karanglo. Bukan itu saja, saat ini warga tengah mengembangkan beras organik, yogurt dari sayuran, dan program-program lainnya. Oh iya, Karanglo ingin mengembangkan desanya sebagai tempat kunjungan oleh siapa pun, dan suatu saat nanti semoga saja akan dikembangkan sebagai desa wisata.
Terima kasih kepada airport.id dan Aqua Lestari serta sponsor lain dalam Explore Indonesia Jogja 2016.