Sambil menunggu teh hijau yang disedu itu menguap, saya kembali duduk di meja kerja. Keringat yang berada di kening itu sebagai tanda bahwa saya baru saja menata meja kerja. Tadinya rak buku berada persis di sebelah kursi, saya pindahkan karena ingin suasana baru. Disamping itu, saya membutuhkan sebuah ruang untuk sekedar menulis atau menghias buku jurnal. Maklum, tahun baru 2025 ini saya bertekad untuk menuliskan resolusi disertai dengan aksi nyata.
Mungkin 3 tahun belakangan, menjelang usia 40 tahun, saya baru tersadar betapa pentingnya sebuah resolusi. Beruntung ulang tahun saya 3 hari setelah Tahun Baru, jadi resolusi tahun baru menjadi sebuah resolusi ulang tahun. Selama ini saya hanya mengikut orang-orang dengan menuliskan resolusi, tanpa tahu bagaimana cara mengapainya. Resolusi dituliskan tanpa memandang apakah bisa tergapai atau hanya sekedar menulis tanpa memikirkannya.
Lalu, saya mulai memikirkan bagaimana agar resolusi itu tidak berujung hanya menjadi catatan belaka? Saya menonton beberapa youtube seperti Agusleo Halim, Keke Genio, Satu Persen, dan beberapa podcast, dan dari semua video yang saya tonton, saya bisa menyimpulkan bahwa Resolusi hanya akan menjadi resolusi belaka tanpa adanya aksi. Maka sebaiknya resolusi diterjemahkan goals dengan parameter jelas sehingga diakhir tahun bisa dicapai.