Desa Suntenjaya: Strategi Zero Waste untuk Keberlanjutan dan Pundi-Pundi Emas

11/09/2024 08:00:00 PM

 

Saat turun dari mobil, udara segar menyambut kedatangan rombongan dari Jakarta. Seperti masih pagi, udara sejuk terasa dengan pemandangan hijau sepanjang mata memandang. Suara Sapi dan Domba saling bersahut, sementara warga masih menyiapkan berbagai kudapan dari hasil kebun yang ditanam. Suntenjaya, pantas disebut sebagai desa percontohan di Jawa Barat, padahal dahulu merupakan salah satu desa tertinggal. Kini semuanya berubah berkat kerja keras warga dan sosok penggerak yang peduli pada lingkungan. 

Gunawan Azhari, sosok dari Kampung Pasir Angling ini mampu mengendalikan air, tanah dan angin serta menjadikannya sebuah ekosistem yang mampu mengalahkan pemanasan global yang menyerang bukan hanya saja wilayah Pasir Angling, Desa Suntenjaya, namun seluruh Indonesia bahkan dunia. 

700 hektare daratan di pesisir Kabupaten Bekasi hingga Kabupaten Subang, Jawa Barat saat ini telah berubah menjadi lautan dikarenakan pemanasan global yang terjadi tahun demi tahun. Menurut Heri Andreas, peneliti Institute Teknologi Bandung, permukaan air  di Indonesia meningkat 3 hingga 8 milimeter per tahun. Bukan tidak mungkin dalam waktu puluhan tahun lagi, wilayah Jawa Barat dan pulau Jawa akan tenggelam akibat pemanasan global yang terjadi semakin masif ini.  

Ancaman dari pemanasan global ini bukan terjadi dalam semalam saja, akumulasi dari puluhan bahkan ratusan tahun dari penyebabnya seperti penggunaan bahan bakar fosil, penebangan, perusakan dan pembakaran hutan, polusi sampah plastik yang tidak dapat di daur ulang, polusi udara akibat industrialisasi, penggunaan Chlorofluorocarbon (CFC) secara berlebihan, penggunaan listrik terlalu berlebihan dan efek rumah kaca. 

Tak terasa, kini dampaknya tengah dirasakan, seperti perubahan cuaca kian tak menentu, merupakan dampak yang telah dirasakan. Namun, ternyata dampak yang dihasilkan sangatlah mengkhawatirkan, seperti mencairnya glasier (es di kutub) sehingga permukaan air laut naik, lapisan ozon kian menipis, terjadinya peningkatan suhu sehingga menyebabkan kepunahan spesies dan organisme serta ekosistem, kerusakan pada terumbu karang dan spesies lain di laut dan perubahan iklim. 

Pasir Angling, Desa Suntenjaya berada di ketinggian 2.209 meter diatas permukaan laut, di kaki bukit Gunung Tunggul. Wilayah ini tersohor sebagai bagian dari letusan Gunung Sunda Purba di zaman Prasejarah. Meskipun berada di bukit, namun dalam beberapa puluh tahun, atau bahkan ratusan tahun lagi, pulau ini pun tak luput dari dampak pemanasan global.

Pasukan Jagal Di Kaki Bukit Tunggul

Gunawan Azhari, akrab disapa Gugun, Gun, atau Agun, Penggerak Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya. Dokumentasi : salmanbiroe.com

Beruntung Gugun, sapaan akrab dari Gunawan Azhari pun turun tangan dan menantang perusak alam di sekitar Kawasan Bandung Utara. Tak heran jika slogan "Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita" terus menggelora dan memacu semangat pria bertubuh mungil ini. Walaupun bertubuh kecil, namun semangatnya sangat besar, terbukti Gugun menjadi seorang aktivis tersohor di bidang lingkungan. 

Bak memiliki kekuatan sihir, Gugun mampu menyulap wilayah Suntenjaya menjadi wilayah ramah lingkungan dengan beragam program. Tak hanya itu, kini ia memiliki 100 pasukan Jagal. Jagal bukanlah pasukan yang merusak, namun pasukan ini menjaga lingkungan dimulai dari pengelolaan sampah dan limbah kotoran hewan ternak. Pasukan Jagal adalah Pasukan Penjaga Alam. 

Warga Desa Suntenjaya bermata pencaharian sebagai petani dan peternak. Pasukan Jagal pun melakukan aktivitas ekologi dimulai dari peternakan dan pertanian. Limbah kotoran ternak sapi ini sangat sayang jika tidak dimanfaatkan, di tangan Gugun dan Jagal, limbah kotoran sapi ini disulap menjadi pupuk kompos untuk keperluan pertanian. Tak berhenti sampai disitu, penanaman pohon pun dilakukan untuk menjaga serta konversi kawasan hutan, dan aktivitas perkebunan pun dilakukan untuk menggairahkan ekonomi warga Suntenjaya. 

Dokumentasi : salmanbiroe.com

"Suntenjaya ini diawali dari lingkungan. Lingkungan itu ibarat pakaian. Dan, identitas suatu wilayah dinilai dari lingkungannya," Ujar Gunawan pada saat berbicara di hadapan ratusan orang yang berkunjung ke wilayah yang sangat hijau dan oksigen yang melimpah. 

"Desa Suntenjaya, oksigennya masih gratis. Tidak perlu bayar," Gurau Gugun. 

Keberhasilan menjadikan Suntenjaya sebagai Eco Village pun tak semudah membalikan telapak tangan. Butuh waktu dan pendekatan yang bertahap dimulai dari perangkat desa dan kemudian sosialisasi kepada warga masyarakat. Setelah melihat perkembangan Eco Village dan mampu menghasilkan pundi-pundi bagi warganya, program ini pun mendapatkan tempat di seluruh elemen Suntenjaya. Pada tahun 2014, Suntenjaya mulai berkonsep Eco Village atas rekomendasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan kemudian pada tahun 2019 ini terdaftar sebagai Kampung Berseri Astra. 

Teknologi AWS untuk Pertanian dan Perkebunan Suntenjaya: Solusi Kendali Cuaca yang Ramah Lingkungan

Landscape Desa Suntenjaya - Dokumentasi : salmanbiroe.com

Dengan perubahan iklim masif, sektor yang terkena dampaknya adalah pertanian dan perkebunan. Cuaca memiliki peranan penting dalam siklus tanam mulai dari pembibitan, pertumbuhan tanaman hingga saat panen. Perubahan cuaca tak menentu menjadi kendala tersendiri bagi petani untuk menentukan rencana tanam dan pengelolaan lahan pertanian. Sebut saja, saat curah hujan tiba-tiba terjadi ditengah musim panas, maka akan mengganggu proses perkembangan tanaman yang telah tumbuh dan proses panen. Sebaliknya, jika terjadi kekeringan di masa penghujan akan menyebabkan tanah menjadi kering dan menghambat proses perkembangan tanaman.  

Untuk menghadapi perubahaan cuaca tersebut, Gugun menyebutkan bahwa Suntenjaya sangatlah beruntung karena memiliki AWS,  yang dapat membantu memantau cuaca, debit air dan kualitas air. 

"Disini ada AWS, untuk cuaca kami juga setiap hari memberikan informasi tentang cuaca ke provinsi Jawa Barat dan BMKG, seluruh informasinya dari AWS. Selain  itu, bisa memberikan informasi debit air dan kualitas air," Papar Gugun dengan bangga karena dukungan dari berbagai pihak termasuk Astra. 

AWS adalah Automatic Weather Station berbasis IoT dan digunakan pengukuran data dan pemantauan iklim secara langsung. AWS ini tidak hanya digunakan untuk curah hujan atau kelembaban air saja, namun bisa mendapatkan data seperti  data suhu, pengukuran tekanan atmosfer, arah angin, dan kecepatan angin dalam jangka waktu yang ditetapkan berdasarkan sifat sensor.

Perkebunan Warga Desa Suntenjaya - Dokumentasi : salmanbiroe.com

Sistem daya yang digunakan oleh AWS pun terbilang cukup sederhana, dengan menggunakan solar panel yang menampung energi matahari diubah menjadi energi listrik dan kemudian mengisi baterai. Dengan sensor-sensor yang ada, AWS mampu mengukur parameter cuaca dan kemudian diproses serta dikirim melalui metode FTP/HTTP ke server yang akan menerima di Suntenjaya. Sensor yang digunakan meliputi pengukuran suhu dan kelembaban, tekanan barometrik, arah dan kecepatan angin, radiasi matahari dan curah hujan.

Menghadapi tantangan perubahan cuaca tersebut, AWS membantu petani memantau cuaca secara langsung sehingga bisa mengambil keputusan lebih baik mengenai manajemen pertanian. Dengan data cuaca tersebut, petani pun dapat menentukan jadwal tanam, pengairan tanaman, penanganan hama dan pengendalian penyakit lainnya.

Selain itu, database prakiraan cuaca membantu mengatur strategi bagaimana menghadapi cuaca tak tentu, sehingga tanaman bisa mendapatkan pengairan terbaik dan terhindar dari kekeringan karena perubahan cuaca yang ekstrim. Bahkan, petani bisa memilih varietas tanaman yang sesuai dengan kondisi cuaca sehingga bisa memaksimalkan produktivitas dan hasil panen pun bisa meningkat dan lebih baik dari sebelumnya. 

Selain AWS, Suntenjaya menggunakan metode Zero Waste dalam Peternakan dan Pertanian ramah lingkungan dan tanpa limbah sehingga bisa mengurangi biaya produksi dan mengoptimalkan pendapatan serta sampah pun berkurang.

Inovasi Hijau di Suntenjaya: Petani dan Peternak Zero Waste Menuju Keberlanjutan

Peternakan Sapi dan Pemanfaatan Limbah Kotoran (Kohe) Untuk Pupuk Kompos (Dokumentasi : salmanbiroe.com)

Emowww! emowww! Suara tersebut terdengar dari jarak beberapa rumah sebelum kami sampai ditempat. Rupanya, peternakan Sapi ditempatkan di belakang rumah warga atau biasanya pekarangan yang difungsikan sebagai kandang dan kebun. Mata pencaharian warga Suntenjaya adalah petani dan peternak dengan menerapkan sistem pertanian terintegrasi kedua sektor tersebut sehingga bisa mengurangi limbah baik dari pertanian dan peternakan atau zero waste. 

Dalam peternakan, terdapat beberapa manajemen yang dilakukan seperti feeding, breeding, dan environment. Pemberian pakan ternak atau feeding dihasilkan dari kebun berupa rumput dan dedaunan yang tumbuh di sekitar kebun atau sawah, sehingga bisa mengurangi sampah atau limbah dari perkebunan dan pertanian. Selain itu, bisa mengurangi biaya pembelian pakan ternak, dan sampah atau limbahnya pun berkurang secara signifikan. Sedangkan breeding atau perkawinan hewan ternak dengan memisahkan kandang betina yang sudah melahirkan dengan kandang betina yang sedang hamil. Pada saat perkawinan, hewan ternak diusahakan saat siklus birahi sehingga prosesnya akan cepat dan efisien. 

Faktor lingkungan pada hewan ternak ternyata sangat mempengaruhi. Hewan ternak sangat rentan di lingkungan yang kotor dan tidak terawat, dan berpengaruh dengan proses breeding serta kesehatan mental. Hewan ternak akan stress dan susah makan jika lingkungan di sekelilingnya kotor dan tidak terjaga dengan baik. Menyadari hal tersebut, Suntenjaya menerapkan sistem penanaman pohon perindang sekaligus penyerap bau kotoran seperti anggrek dan sukulen. Dengan tanaman tersebut, bau kotoran hewan akan terserap dan lingkungan pun menjadi nyaman bagi hewan ternak. 

Pakan ternak dari rumput - Dokumentasi : salmanbiroe.com

Emowww! emowww! Dibalik suaranya, ternyata sapi dan domba memiliki bahasa untuk saling mengutarakan perasaannya satu sama lain. Hewan ternak memiliki perasaan, apakah lapar dan haus, tidak nyaman, sakit, takut, bahagia dan lain-lain seperti manusia pada umumnya. Hanya saja hewan ternak sangat sulit mengutarakan pada manusia. Manajemen kasih sayang adalah salah satu metode peternakan yang dijalankan di Suntenjaya. 

Di beberapa daerah lain di Indonesia, bahkan sampai melakukan pemijatan dan perawatan tertentu kepada sapi agar daging yang dihasilkan pun berkualitas. Nah, metode tersebut diadopsi dengan manajemen kasih sayang dengan mengutamakan kesehatan hewan ternak serta memberikan sentuhan emosional sehingga hewan merasa nyaman dan sehat. Hewan ternak yang sehat akan menghasilkan produk yang baik dan berkualitas seperti susu dan daging. Harga jual pun akan mengalami kenaikan dibandingkan hewan ternak yang dirawat secara sembarangan. Pendapatan pun terbilang berkali-kali lipat dan meningkatkan taraf hidup warga Suntenjaya. 

Dokumentasi : antaranews.com

Tak berhenti sampai disitu, sistem pertanian terintegrasi di Suntenjaya dengan pemanfaatan kotoran hewan ternak menjadi pupuk kompos organik. Teknik yang digunakan disebut vermicomposting, mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos dengan bantuan cacing tanah. Menurut waste4change, proses vermicomposting sangat mudah dengan sampah organik seperti kulit buah, sisa sayur, hingga kertas bekas akan dikonsumsi oleh cacing dan diproses kemudian akan menghasilkan materi bernama casting. Casting ini yang digunakan sebagai pupuk kompos karena mengandung banyak nutrisi penting bagi tanaman seperti  magnesium, fosfor dan potasium. 

Kotoran hewan ternak akan diolah oleh cacing tanah dan kemudian berubah menjadi casting atau pupuk kompos yang dapat menyuburkan tanaman. Petani memanfaatkan pupuk kompos untuk kebun. Tentu saja cara ini merupakan win-win solution bagi petani yang mengeluh dengan harga dan ketersediaan pupuk. Selain organik, petani pun mampu menghemat pengeluaran dengan memanfaatkan seluruh limbah baik kotoran hewan maupun sampah organik rumah tangga. 

Saat melewati salah satu rumah warga dan masuk ke dapur. Kedua mata tertuju pada cerobong pipa yang tersambung ke belakang. Di belakang ternyata kandang sapi, dan warga ternyata memanfaatkan kotoran sapi tersebut menjadi bahan bakar untuk memasak dan penerangan.  Kotoran sapi bisa diubah menjadi biogas, karena mengandung bakteri penghasil gas metan sebagai bahan baku biogas. Dengan teknologi dan ketersediaan kotoran sapi, biogas dihasilkan dan dimanfaatkan menjadi bahan bakar keperluan memasak dan rumah tangga. Pemanfaatan ini bisa dijadikan percontohan bagi peternak di daerah lain di Indonesia, sehingga bisa menghemat sekaligus mengurangi ketergantungan bahan bakar gas. 

Dari Kebun Stroberi ke Rumah Baca: Inisiatif Koperasi Tani untuk Pendidikan 

Kebun Stroberi - Dokumentasi : salmanbiroe.com

Jika tidak berkabut, dari kebun stroberi ini bisa melihat 3 pegunungan yaitu Gede Pangrango, Burangrang dan Tangkuban Perahu. Dari lantai 2, pemandangan seluruh perkebunan di Suntenjaya terlihat sangat luas. Dibalik keindahan, tersimpan bahaya yang mengintai setiap saat. Sesar Lembang membentang luas ini suatu saat bisa memicu terjadinya gempa dahsyat. 

"Bagaikan ular besar yang tertidur, Sesa Lembang ini bisa sewaktu-waktu gempa. Warga pun telah mengikuti mitigasi bencana untuk persiapan."

Walaupun begitu, karena dikelilingi 3 pegunungan ini membuat Suntenjaya sangat subur dan cocok ditanami berbagai macam tanaman seperti stroberi, anggur dan markisa konyal. Markisa konyal ditanam di lahan seluas 2 hektar, dengan potensi pasar sebesar 2 ton per minggu. Sedangkan stroberi langsung dijual ke reseller di Jakarta, dengan sistem pengiriman sehari sampai sehingga sampai Jakarta pun masih sangat fresh. 

Soal rasa, stroberi Suntenjaya sangat manis karena ditanam di daerah di atas 1.000 mdpl karena telah melakukan uji coba dengan mengawinkan dengan varietas lain sehingga menghasilkan stroberi tahan hama dan tidak mudah membusuk. Tak hanya itu, tanaman stroberi pun tahan hujan sehingga bisa menghasilkan buah selama musim penghujan. 

Taman baca di Kebun Stroberi - Dokumentasi : salmanbiroe.com

Kebun stroberi berada satu rumah dengan taman baca. Ruangan bawah difungsikan sebagai taman baca, sedangkan ruang atas untuk kebun stroberi. Kepedulian taman baca ini dihadirkan dari inisiasi bersama ibu-ibu dari koperasi tani wanita dan para petani di Suntenjaya. Pendidikan menjadi salah satu faktor penting, apalagi bagi warga Suntenjaya yang membutuhkan fasilitas pendidikan seperti perpustakaan. 

Dengan hadirnya taman baca, ibu-ibu bisa melakukan aktivitas di kebun yang dekat dengan taman baca, sementara anak-anak bisa membaca dan melakukan kegiatan di taman baca tersebut. Sesuai dengan salah satu dari 4 pilar, yaitu bidang pendidikan, dengan adanya Taman Baca tersebut turut mengembangkan sektor tersebut di Suntenjaya. 

Transformasi Suntenjaya: Peran Astra Menuju Desa Mandiri

Pak Boy Kelana (PT Astra International Tbk) dan Pak Gugun dari Suntenjaya - Dokumentasi : salmanbiroe.com

Sesuai dengan motto Suntenjaya yaitu MAJU dengan arti Mandiri, Agamis, Jenius dan Unggul. Desa diatas ketinggian 2.000 mdpl ini mengharapkan untuk menjadi desa maju dan mandiri. Dengan berbagai sumber daya alam, dulu sempat menjadi desa tertinggal, namun berkat kerja keras warga dan penggerak, Suntenjaya kini menjadi salah satu desa mandiri. Suntenjaya menjadi satu dari 6.239 desa mandiri di Indonesia pada tahun 2022. 

Desa mandiri berarti desa yang memiliki pelayanan dasar yang baik, infrastruktur yang memadai, akses/transportasi yang mudah, pelayanan publik yang baik dan tata kelola yang  baik. Kini Suntenjaya mampu meningkatkan hasil panen dan ternak dengan berbagai produk seperti sale pisang, keripik bayam, yoghurt, permen karamel dan kopi. 

Uniknya, Suntenjaya tidak terbuka bagi investor karena sudah banyak lahan yang ada di kawasan ini dialih fungsikan menjadi area wisata. Suntenjaya dan area Lembang pada umumnya merupakan resapan air dan memasok kebutuhan air bagi warga Bandung dan sekitarnya. Jika terus menerus lahan dialihfungsikan maka bencana besar pun akan terjadi pada puluhan tahun mendatang. Gunawan pun mencoba merubah pandang masyarakat dari menjual lahan ke petani dengan inovasi-inovasi sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat Suntenjaya. 


Pada tahun 2019, Desa Suntenjaya resmi menjadi bagian dari CSR PT Astra International Tbk, yaitu Kampung Berseri Astra dengan empat pilar program berkelanjutan yaitu pendidikan, kesehatan, kewirausahaan dan lingkungan. Astra melakukan pendampingan, pemenuhan kebutuhan dan distribusi alat-alat dan pengawasan sehingga program akan terus berjalan.Produk perkebunan dan peternakan di Suntenjaya pun terus ditingkatkan sehingga mampu menghasilkan kualitas tinggi dan dapat memenuhi permintaan pasar. 

Desa Suntenjaya telah berhasil mengelola air dengan memanfaatkan air hujan sebagai cadangan air yang dipergunakan penyiraman perkebunan dengan kapasitas tandon sekitar 5.000 liter. Penampungan air ini sangat bermanfaat pada saat kemarau tiba, tak hanya itu, jika musim hujan tiba pun bisa menghindari banjir karena permukaan tanah yang tidak mampu menahan banyaknya laju air. Selain itu, panel surya pun terbesar kapasitasnya untuk kebutuhan listrik di Suntenjaya. 

Dengan predikat ProKlim, Suntenjaya telah menjadi kampung pemberdayaan kelestarian lingkungan yang bertujuan menciptakan kampung yang asri, sehat dan tangguh terhadap perubahan iklim. Hal ini selaras dengan Semangat Astra dengan cita-cita untuk Sejahtera Bersama Bangsa dan mendukung Sustainable Development Goals Indonesia

Sumber Referensi : 

https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5871477/pasukan-jagal-di-kaki-gunung-bukit-tunggul

- https://agrikan.id/penerapan-pertanian-terpadu-di-kba-suntenjaya/

- Pidato dan Wawancara kunjungan ke Kampung Berseri Astra Desa Suntenjaya, November 2022. 

- Foto merupakan dokumentasi pribadi pada saat kunjungan Kampung Berseri Astra Desa Suntenjaya, November 2022. 

- https://www.mertani.co.id/post/automatic-weather-station-aws-untuk-pengambilan-data-meteorologi

- https://katadata.co.id/berita/nasional/633abd9bd1cac/700-ha-tanah-di-pesisir-jawa-barat-tenggelam-akibat-pemanasan-global

- https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-lahat/baca-artikel/16465/Pemanasan-Global-Penyebab-Dampak-dan-Cara-Menyikapi-serta-Menanggulanginya.html

- https://staklim-sumsel.bmkg.go.id/automatic-weather-station-aws/#:~:text=Automatic%20Weather%20Station%20(AWS)%20merupakan,display%2C%20dan%20peralatan%20pendukung%20lainnya.

- https://www.mertani.co.id/post/pemanfaatan-automatic-weather-station-dalam-upaya-peningkatan-produktivitas-pertanian

- https://www.antaranews.com/berita/3270161/hidup-berdampingan-dengan-alam-di-kba-suntenjaya

- https://waste4change.com/blog/olah-sampah-organik-vermicomposting/


You Might Also Like

0 Comments