Buku Cah Ndeso Menjadi CEO, Kisah Inspiratif Eko Pujianto (Baba Rafi)

9/22/2024 04:29:00 PM

 

Menjadi CEO diusia muda, siapa sangka bisa dilakukan oleh seorang Eko Pujianto. Eko dinobatkan dalam jajaran Forbes 30 Under 30 Asia 2023 di kategori Retail & Commerce, sebuah pencapaian yang tak bisa diraih oleh semua orang. Kemudian pada 2022, Eko Pujianto dinobatkan oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai CEO Termuda yang membawa  PT Sari Kreasi Boga melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode RAFI. Tak hanya itu, kinerja RAFI pun un sangat cemerlang dengan pendapatan Rp 375,88 Milyar atau melesat 220 persen dibanding tahun 2022. Dengan sederet prestasi tersebut membuat Rochmad Widodo ingin membukukan kisah inspiratif sebagai panduan bagi para CEO-CEO muda di Indonesia. 

Di Indonesia, Entrepreneur masih menjadi pilihan karir kesekian dibandingkan pekerja kantoran, karyawan atau pegawai negeri sipil. Hal ini merujuk dalam Global Entrepreneur Index, Indonesia menempati peringkat ke-5 di Asia Tenggara dan ke-75 di dunia. Meskipun demikian, kewirausahaan terus tumbuh dalam kisaran 10 tahun terakhir menurut Dr. Hj Ida Fauziyah, M.Si, Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia. Mempercepat pertumbuhan kewirausahaan, kemenaker menciptakan ekosistem usaha kondusif, mengadakan pelatihan dan menginisasi program Tenaga Kerja Mandiri untuk mendukung UMKM dalam akses modal dan keberlanjutan. 

Eko Pujianto mengantarkan UMKM hingga Go Public di lantai bursa, sebuah pencapaian dari kerja keras, kerja ikhlas, dan kerja tuntas sehingga berbuah manis. Dalam proses IPO, meski dalam masalah internal namun Ia mengambil peluang dan resiko serta kecermatan dalam menganalisa segala aspek dari keputusan tersebut. Hal ini diungkapkan Sandiaga Uno, Kemenparekraf

“Di dalam buku tercermin Eko Pujianto sosok yang inspiratif, bukti nyata bahwa kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan kerja tuntas akan selalu berbuah manis.” Ia pun juga mengatakan, jika buku ini harus dibaca anak muda-anak muda yang ingin sukses muda seperti Eko Pujianto. 

Eko Pujianto (Baba Rafi), Kisah Cah Ndeso Menjadi CEO 

Perjalanan menjadi seorang CEO Muda dengan segala pencapaian ternyata tak sesingkat yang dikira, Eko Pujianto telah mengarungi jalan terjal dan berbagai rintangan sebelum akhirnya membawa SKB Food tercatat dalam lantai Bursa Efek Indonesia pada tahun 2022. Titik balik saat bergabung dengan SKB Food, sebuah keputusan yang nekat, penuh resiko dan gambling dengan mengambil alih saham. 

Alih-alih mendapatkan sebuah pencapaian, justru Eko Pujianto harus membenahi masalah internal yang telah terjadi dari tahun 2017. Namun, bukan kaum muda jika menyerah begitu saja, dan melihat permasalahan dari dua sisi hingga menemukan sebuah peluang. Nama Kebab Turki Baba Rafi telah melekat di hati masyarakat dan membutuhkan sentuhan tangan dingin dalam perbaikan manajemen secara keseluruhan. 

Kata bijak George S Patton "terima tantangan, supaya dapat merasakan nikmatnya kemenangan." Dengan tantangan tersebut malah melecut semangat dan membuahkan hasil saat didapuk sebagai CEO, jabatan tertinggi perusahaan pada tahun 2020. Terbang tinggi dan berjaya, namun kemudian pandemi melanda dan mengharuskan perusahaan untuk mencoba trobosan agar survive dalam kondisi serba tak pasti. Strategi untuk berfokus pada outlet-oulet ini ternyata berhasil memperkecil kerugian dan akhirnya bisa menembus pasar bursa, yang selalu diimpikan oleh semua CEO di manapun. 

Cah Ndeso Anak TANI AD 

Meskipun telah menjadi CEO Muda dan namanya tercatat dalam jajaran Forbes 30 Under 30 Asia, namun Eko Pujianto tak lantas melupakan asal yaitu Cah Ndeso. Meskipun orang desa, Ia tak merasa berkecil hati, justru bangga dengan pencapaian selama ini. Putra dari seorang TANI AD ini benar-benar hidup sederhana di Wonogiri, TANI AD bukanlah singkatan TNI angkatan darat, melainkan TANI Angkatan Ndaut, sebuah kegiatan mencabut bibit pada masa bercocok tanam di sawah. 

Setelah lulus SMA, Eko melanjutkan kuliah di UNS (Universitas Sebelas Maret) di Solo. Mengejar mimpinya menjadi seorang guru, ia memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan jurusan Pendidikan Kimia. Rupanya Solo menjadi pilihan tepat karena masih dekat dengan Wonogiri dan biaya hidup yang jauh lebih terjangkau dibandingkan Jakarta, Jogja atau Semarang. 

Anisa-Khoiriah-Istri-Eko-Pujianto-CEO-Baba-Rafi

Dalam perjalananya, Eko Pujianto kemudian didaulat sebagai ketua HMP Kimia Kovalen FKIP UNS setelah itu disusul dengan amanah sebagai Ketua BEM FKIP UNS pada tahun 2014. Dan setahun kemudian, ia bertemu dengan Istri, Anisa Khoiriah, Sektretaris BEM FKIP 2015, seorang adik angkatan. Sebelum wisuda, akhirnya keduanya telah melaksanakan Ijab Qabul terlebih dahulu dan menjalankan wisuda sebagai suami-istri. 

Dijebak dan Menjadi CEO Berkat Sang Mentor, Pak Witjaksono 

Berawal dari bujukan dan jebakan Pak Witjaksono, Eko Pujianto pun menjalani kehidupan di Jakarta dengan penuh pembelajaran. Jika dibayangkan kerja di Jakarta pasti akan menjadi seorang pekerja kantoran di gedung bertingkat, maka lain dengan jalan hidupnya. Meski harus terlebih dahulu rela menjadi seorang supir dengan pekerjaan mengantarkan seseorang, membawakan koper dan bawaan serta harus selalu dalam keadaan siap jika hendak kemana pun, justru inilah hal yang membuat Eko Pujianto belajar banyak hal. 

Tak semua orang bisa mendapatkan pelajaran berharga jika memposisikan diri sebagai seorang yang lebih tahu, justru Eko memposisikan diri sebagai orang yang belum paham dan mau belajar dengan gigih dari bertemu beragam profesi dan para petinggi PBNU. Sebuah peluang dan jaringan luar biasa, itulah yang diperoleh berkat membantu Pak Witjaksono. Sebut saja Kiai Said Aqil Siradj dan Kiai Umarsyah HS, kedua tokoh penting PBNU ini sepakat bekerjasama dengan Kementan, dengan program zero impor Jagung. Kebijakan ini tentu saja seperti gayung bersambut sehingga turut memberdayaan para petani jagung. Puncaknya, Eko Pujianto didapuk sebagai ketua Duta Tani NU. Masa kecilnya yang berhubungan dengan TANI AD membawanya bersilaturahmi ke berbagai tempat untuk menyuarakan program manfaat tersebut. 

Perjalanan membantu Pak Witjaksono inilah pintu gerbang menuju kesuksesan seperti saat ini. Tidak ada kebetulan, semuanya terbentuk oleh karakter baik yang dibangun, kemudian takdir baik pun mengikuti. Dan Eko percaya bahwa jalur kesuksesan dibentuk oleh jalur pertemanan (Cirlcle) yang dipilihnya. Eko Pujianto memiliki 3 pilar pertemanan yaitu The Pilar, The Bridges dan The Extenders. The pilar adalah seseorang penopang yang mampu menjadi support system seperti keluarga, istri, dan sahabat. Kemudian The Bridges sebagai jembatan yang mengantarkan ke pintu yang lebih luas. Dan terakhir The Extenders, seorang yang mampu mendorong kita menjadi seorang yang lebih baik lagi. 

Orang tua, istri (Anisa Khoiriah), mentor dan sahabat-sahabat Eko Pujianto inilah yang membentuknya menjadi seorang risk taker sekaligus problem solver dari setiap permasalahan yang datang. Dan momen 5 Agustus 2022 di Bursa Efek Indonesia inilah yang menjadi salah satu titik terbaik untuk mengepakan sayap menjadi CEO Muda di Indonesia. 

Eko Pujianto menegaskan bahwa tugas kita adalah terus memberikan yang terbaik di setiap kesempatan. Tidak menyia-yiakan kesempatan sedikitpun, hingga momentum itu datang. Karena bisa melenting adalah ketika persiapan bertemu dengan momentum.

Rochmad Widodo : "Kisah Eko Pujianto Sangat Inspiratif"

Rochmad-Widodo-Penulis-Buku-Cah-Ndeso-Menjadi-CEO

Sebuah pesan singkat Rochmad Widodo kepada Eko Pujianto ternyata seperti sebuah takdir. Sebetulnya Eko merasa belum cocok dengan tawaran buku biografi yang ingin dituliskan oleh Rochmad Widodo, namun dengan diskusi panjang yang dilakukan akhirnya menjadi cikal bakal buku "Cah Ndeso Menjadi CEO". Proses pembuatan buku yang semula hanya diperkirakan 2 bulan saja, namun ternyata kisah panjang yang dilalui oleh Eko Pujianto mengakibatkan mundurnya proses penyelesaian. Dari usia memang Eko Pujianto sangat muda, namun pengalaman yang dimiliki cukup panjang dan proses diskusi mengenai buku yang sangat intens. 

Dan akhirnya buku Cah Ndeso Menjadi CEO ini diluncurkan pada 20 September 2024 lalu, menjadi sebuah panduan bagi anak muda yang ingin menjadi pengusaha dan CEO dalam usia muda tak terkecuali untuk "Cah Ndeso" seperti Eko Pujianto. Selain itu, semua royalti dari penjualan akan didonasikan untuk kegiatan sosial terutama bagi "Cah Ndeso" yang sedang mengejar impian. 

Sebagai panduan bagi CEO muda, buku ini membawa pesan bahwa sebuah semua orang memiliki kesemapatan sama untuk sukses namun harus memiliki cara yang tepat untuk memaksimalkan dengan salah satu medote yaitu Quatum Leap atau memaksimalkan semua potensi diri untuk meraih hasil yang terbaik. 

SKB Catering : Sayap Bisnis Eko Pujianto

Setelah SKB Food mencatatkan sebagai salah satu pemain di lantai bursa, kemudian melebarkan sayap dengan mendirikan SKB Catering. Mulanya modal usahanya hanya 3 juta, namun kini omsetnya sudah mencapai 1,3 Milyar dalam waktu 3 bulan saja. 

SKB Catering ini mengunakan bahan segar dan higienis dengan standar sertifikasi yang ketat sehingga menjamin kualitas makanan yang disajikan. Dari segi harga, SKB Catering pun sangat terjangkau mulai dari 10 ribu perb box, baik snack maupaun lunch box.  Informasi lebih lengkap bisa ke website SKB Catering


You Might Also Like

0 Comments