salmanbiroe - Indonesian Lifestyle Blogger
    • Home
    • About Me
    • Contact Me
    • Film
    • Travel
    • Food

     

    Saya pernah berada di titik hidup yang terasa datar. Bekerja, pulang, tidur begitu terus setiap hari. Sampai suatu malam, secara tak sengaja, saya membuka buku yang sudah lama tertumpuk di rak. Awalnya hanya ingin membunuh waktu. Tapi satu bab, lalu bab berikutnya, dan tanpa sadar saya tenggelam. Kata demi kata terasa seperti obrolan intim dari seseorang yang sangat memahami perasaan saya.

    Dari situ, saya sadar, buku bukan cuma cerita. Ia bisa jadi teman, cermin, dan bahkan jalan pulang ke dalam diri sendiri. Sejak malam itu, saya mulai mencari buku-buku lain. Tapi bukan cuma bukunya yang menginspirasi, para penulisnya justru menjadi sosok yang diam-diam saya kagumi. Mereka bukan hanya pandai menulis, tapi juga berbagi pemikiran lewat media sosial, podcast, atau sesi diskusi virtual. Kehadiran mereka bukan sekadar penulis, tapi juga influencer yang menggerakkan cara pikir banyak orang.

    Berikut lima penulis buku sekaligus influencer yang menurut saya paling berpengaruh dan punya tempat istimewa di hati pembaca Indonesia: 

    Raditya Dika : Menertawakan Hidup, Menemukan Makna

    Radit adalah sosok pertama yang mengenalkan saya pada dunia menulis yang ringan tapi tajam. Lewat buku-bukunya seperti Kambing Jantan, ia mengajak saya melihat bahwa hidup yang penuh kegagalan, cinta sepihak, dan kejadian konyol itu sah-sah saja. Justru di situlah letak kejujuran hidup. Lucu, ya. Terkadang, kita perlu ditertawakan untuk menyadari betapa absurdnya kita. Dari Radit saya belajar bahwa kejujuran itu menular, dan menulis dengan jujur bisa membuat orang merasa tidak sendirian.

    Henry Manampiring : Stoik dalam Bahasa yang Membumi

    Saya mengenal Henry dari buku Filosofi Teras. Bukan kebetulan, buku itu datang ketika hidup saya sedang kacau. Kalimat-kalimatnya tidak bombastis, tapi menyadarkan saya akan satu hal penting: kita tidak bisa mengendalikan semua hal, dan itu baik-baik saja. Henry tidak bicara dari menara gading. Ia menyapa pembaca seperti teman lama yang paham dunia kita. Melalui Twitter-nya, ia juga rajin berbagi refleksi hidup yang lucu sekaligus mengena. Saya banyak belajar bersikap tenang justru dari caranya yang sederhana.

    Dee Lestari : Imajinasi, Jiwa, dan Kedalaman

    Membaca karya Dee selalu seperti menyelam ke samudra tenang yang dalam. Buku-bukunya tidak bisa dibaca tergesa-gesa. Supernova dan Aroma Karsa menjadi ruang kontemplasi saya tentang sains, spiritualitas, dan hubungan manusia dengan alam. Tapi yang paling saya kagumi adalah bagaimana ia membawa kedalaman itu ke kehidupan sehari-hari. Di media sosial atau wawancara, ia selalu terdengar tulus. Tidak menggurui, tapi membuat saya berpikir. Dee menunjukkan bahwa penulis juga bisa menjadi penjaga imajinasi dan kesadaran di tengah dunia yang serba cepat.

    Tere Liye : Sunyi yang Berisi

    Tere Liye adalah penulis yang jarang muncul di media, tapi karyanya justru berbicara lebih lantang. Pulang, Rindu, dan Hujan adalah tiga buku yang membuat saya berhenti sejenak dari keramaian, dan menengok ke dalam. Kata-katanya sederhana, tapi mengena. Di Facebook, ia sering menulis status reflektif yang membuat saya berpikir dua kali sebelum mengeluh. Saya rasa, Tere bukan cuma penulis cerita, tapi juga penyusun ulang hati orang-orang yang sedang limbung.

    Boy Candra : Patah Hati yang Dibungkus Puisi

    Ada masa-masa dalam hidup yang tidak bisa dijelaskan dengan logika, salah satunya saat patah hati. Saat itulah saya menemukan Boy Candra. Kata-katanya seperti pelukan hangat di tengah malam. Saya bahkan pernah menyalin satu kalimatnya di catatan ponsel, lalu membacanya berulang-ulang sebelum tidur. Di media sosial, Boy tak banyak bicara, tapi ketika ia menulis, semua terasa personal. Ia berhasil memadukan kesedihan dan keindahan dalam satu napas. Saya pikir, itulah kekuatan penyair.

    Dari Menulis ke Menginspirasi, dan Kini Menghitung Rate Card Pakai AI?


    Menariknya, para penulis ini bukan hanya piawai merangkai kata. Mereka juga tahu cara beradaptasi dengan zaman. Kini, mereka bukan cuma tampil sebagai penulis, tapi juga content creator, public speaker, hingga brand ambassador. Dan di sinilah saya sadar: di balik karya yang mendalam, ada juga sisi profesional yang tak bisa diabaikan termasuk soal kerja sama brand dan manajemen personal branding.

    Saya sempat bertanya-tanya, bagaimana mereka menghitung tarif untuk endorse, paid promote, atau kolaborasi digital? Lalu saya mengenal KOL.ID.

    KOL.ID adalah platform yang membantu influencer termasuk para penulis seperti mereka, mengelola kerja sama secara profesional. Yang paling menarik, mereka punya fitur rate card otomatis berbasis AI. Jadi, tidak perlu lagi mengira-ngira berapa tarif yang pantas. Cukup hubungkan akun media sosial, dan sistem akan menghitung rate card berdasarkan performa aktual yaitu engagement, reach, follower growth, dan lainnya.

    Bagi saya yang sedang merintis sebagai kreator konten dan penulis lepas, ini adalah solusi yang memudahkan. Tidak semua dari kita pandai soal harga, tapi kita semua ingin dihargai dengan adil.

    Kata Adalah Kekayaan, Tapi Teknologi Adalah Kendaraannya

    Akhirnya, saya menyadari bahwa dunia menulis tidak berhenti di halaman terakhir. Ia bisa berlanjut di Instagram, di TikTok, di podcast, bahkan di platform seperti KOL.ID. Para penulis yang saya kagumi tidak takut berubah. Mereka justru merangkul perubahan dan tetap menjaga jiwanya.

    Dan saya? Saya akan terus menulis. Mungkin belum sehebat mereka. Tapi saya percaya, setiap kata yang jujur pasti akan menemukan jalannya sendiri.

    Siapa tahu, suatu hari nanti, saya juga punya rate card sendiri. Bukan untuk sekadar terkenal, tapi agar karya saya bisa berjalan lebih jauh, tanpa kehilangan arah.

    Jika kamu juga penulis yang ingin bertumbuh di era digital, mungkin ini saatnya kenalan dengan KOL.ID. Karena menulis adalah jiwa kita, tapi teknologi adalah cara agar suara kita bisa didengar lebih luas.


    Continue Reading

     

    Sudah 10 tahun saya menjalani hidup sebagai blogger dan influencer. Dari nulis blog review penginapan di Jogja, jadi content creator untuk brand lokal di Bandung, sampai bantuin klien buat itinerary ke Bali dan Labuan Bajo. Kadang saya juga nyambi freelance accounting buat tetap bisa bertahan, apalagi saat pandemi menyerang dan job content creator sepi. Bisa dibilang, saya pernah pegang berbagai pekerjaan freelance demi bertahan.

    Tapi ada satu hal yang sering luput dari perhatian saya: kesehatan mata.

    Sebagai orang yang mengandalkan penglihatan untuk membuat konten visual, memantau sosial media, dan edit video berjam-jam, saya baru sadar pentingnya merawat mata ketika suatu hari di Ubud, saya gagal menyelesaikan deadline karena mata saya terasa perih, kering, dan seperti berair terus. Awalnya saya kira karena begadang. Tapi ternyata bukan cuma itu.

    Saya mulai merasa sinar matahari menusuk, layar laptop tampak blur, dan kadang mata terasa berat. Di Jakarta, waktu harus bikin konten dadakan di taman kota saat siang terik, saya bahkan sampai nggak kuat buka mata lama-lama karena perihnya seperti habis kena debu dari jalanan.

    Mata Kering Jangan Sepelein: Tantangan Serius Buat Pekerja Layar

    Saya kira ini cuma masalah sepele. Tapi makin hari, rasa sepet, perih, dan lelah di mata makin mengganggu. Ternyata, itu semua gejala umum dari mata kering. Dan ironisnya, penyebabnya ada di sekitar saya setiap hari: layar HP, laptop, ruangan ber-AC, dan jam kerja yang tanpa jeda.

    Sebagai content creator, saya harus siap buka laptop kapan pun klien minta revisi. Saat traveling, saya tetap online untuk bikin IG Story, upload TikTok, dan baca email dari brand. Kadang, mata saya dipaksa bekerja lebih keras dari yang seharusnya.

    Dan efeknya? Fokus jadi buyar, konten nggak maksimal, bahkan sempat salah transfer invoice karena nggak bisa baca nominal dengan jelas. Semua karena mata yang sudah teriak minta istirahat.

    Saya sadar, saya butuh solusi praktis, yang nggak ribet, dan bisa saya bawa ke mana pun. Karena nggak mungkin setiap kali mata bermasalah saya harus ke dokter.

    Insto Dry Eyes: Penyelamat Kecil di Tengah Badai Deadline

    Saya ketemu jawabannya di momen yang sangat random. Waktu itu lagi ngopi di coworking space di Bandung, iseng ngobrol dengan editor video freelance yang juga lagi kerja. Saat saya ngeluh soal mata yang makin sering terasa perih, dia cuma bilang, “Lo udah pernah coba tetesin Insto belum?”

    Saya pikir itu hanya buat yang pakai softlens. Tapi dia bilang, “Gue juga nggak pakai lensa kontak. Tapi kerjaan di layar itu bikin mata kering. Gue selalu bawa Insto Dry Eyes di tas. Satu-dua tetes, mata adem lagi.”

    Akhirnya saya beli. Nggak sampai seminggu, saya langsung bisa ngerasain bedanya. Sekarang, setiap kali saya mau mulai edit konten, saya tetesin Insto dulu. Habis traveling seharian di bawah sinar matahari tropis dan AC transportasi umum, saya istirahat, lalu pakai lagi.

    Rasanya mata lebih nyaman, lebih jernih. Saya nggak lagi harus mengeluh soal silau, dan yang paling penting, saya bisa fokus lebih lama tanpa terganggu rasa perih.

    Tips Ringan Versi Blogger Layar Tiga Gawai

    Biasanya saya suka rehat sejenak tiap habis upload konten. Kadang saya jalan ke balkon, liatin kucing tetangga yang tidur-tiduran, atau sekadar ngeliatin awan. Mata jadi lebih rileks.

    Saya juga belajar minum air putih lebih teratur. Dulu, kalau lagi kerja di kafe atau naik travel antarkota, saya suka lupa minum. Tapi ternyata, hidrasi itu penting banget buat mata tetap lembap.

    Dan yang pasti, sekarang saya selalu sedia Insto Dry Eyes di pouch kamera dan tas kecil. Bukan cuma buat jaga-jaga, tapi memang jadi rutinitas harian yang membantu banget.

    Kini, saat saya kembali sibuk dengan pekerjaan freelance dan agenda traveling, saya nggak lagi khawatir mata terasa berat atau perih saat harus menyelesaikan deadline. Dengan sedikit perhatian dan tetesan kecil Insto Dry Eyes, saya bisa menikmati setiap perjalanan dan pekerjaan dengan pandangan yang tetap tajam.

    Mata sepet, perih, lelah? Nggak usah panik. Tetesin Insto Dry Eyes. Jangan tunggu sampai harus ke dokter.

    Karena mata kering jangan sepelein, apalagi kalau kita hidup dari melihat dunia.

    Continue Reading

     

    Beberapa waktu lalu saat pulang kampung, keponakan saya yang masih SD tiba-tiba bertanya, “Uang itu datangnya dari mana, Pakde?”

    Saya sempat diam sebentar. Di kepala saya langsung muter-muter mikirin cara menjelaskan uang tanpa bikin dia bingung atau malah makin banyak tanya yang susah dijawab. Kalau dijelasin soal gaji, slip pembayaran, atau invoice kerjaan, ya jelas belum masuk ke logika anak-anak.

    Tapi dari situ saya sadar, ternyata anak-anak itu sudah mulai sadar soal uang dari usia yang jauh lebih muda dari yang saya bayangkan. Mereka penasaran. Mereka ingin tahu. Dan ini bisa jadi pintu masuk buat mulai ngenalin mereka ke dunia keuangan, tentunya dengan cara yang sesuai umur dan menyenangkan.

    Kenapa Anak Perlu Belajar Keuangan Sejak Dini?

    Waktu saya kecil, jujur aja, nggak banyak dapet pelajaran tentang ngatur uang. Uang jajan ya habis ya udah, nabung pun kadang tergantung sisanya kalau ada. Makanya pas udah gede, baru kerasa banget pentingnya ngerti soal duit dari kecil.

    Ngomongin soal keuangan ke keponakan itu bukan berarti ngajarin mereka jadi perhitungan atau terlalu fokus sama uang, lho. Tapi lebih ke bagaimana mereka bisa menghargai nilai uang, belajar prioritas, dan yang paling penting, ngerti kalau semua itu butuh proses dan usaha.

    Contohnya, waktu keponakanku pengen banget beli mainan mahal. Saya tanya, “Kalau kamu nabung dari uang jajanmu seminggu berapa?” Dia jawab, dan ternyata butuh waktu hampir dua bulan buat ngumpulin. Dari situ dia mulai ngerti kalau nggak semua hal bisa didapat instan.

    Penting banget ngajarin keuangan sejak dini karena ini bisa jadi bekal hidup mereka. Anak-anak yang diajarin ngatur uang sejak kecil biasanya lebih bijak saat dewasa, lebih siap ambil keputusan, dan bisa lebih mandiri secara finansial.

    Saya sendiri termasuk yang terlambat belajar soal keuangan. Waktu kecil, uang itu cuma sebatas buat jajan. Nabung? Kadang iya, kadang enggak. Dan waktu pertama kali punya penghasilan, saya pun sempat mengalami fase boros karena nggak terbiasa mengatur uang.

    Dari pengalaman pribadi itulah saya ingin keponakan saya nggak mengulangi kesalahan yang sama.

    “Kalau dulu saya dikenalkan ke soal keuangan lebih awal, mungkin saya nggak bakal kelimpungan waktu mulai kerja.”

    Mereka nggak harus ngerti konsep compound interest atau investasi reksadana sejak kecil. Tapi setidaknya, mereka tahu bahwa:

    • Uang itu hasil dari kerja keras

    • Nggak semua keinginan bisa dibeli saat itu juga

    • Ada prioritas dalam mengelola pengeluaran

    • Menabung itu bukan sisa dari jajan, tapi bagian dari perencanaan

    Anak yang udah kenal soal keuangan dari kecil, biasanya lebih ngerti cara ngatur uang dan nggak gampang kalap waktu gede nanti. Mereka belajar tentang tanggung jawab, pengambilan keputusan, dan juga menghargai proses. Ini bekal hidup yang sangat berharga.

    Tapi Gimana Cara Ngenalinnya? Masa Langsung Kasih Buku Keuangan?

    Tentu saja nggak. Anak-anak itu belajarnya paling cepat lewat bermain. Kalau dikasih teori atau buku berat, ya kemungkinan besar mereka ngantuk atau malah kabur. 

    Nah, di zaman digital kayak sekarang, bermain itu udah berubah bentuk. Nggak cuma lari-larian di halaman atau main congklak. Sekarang mereka pegang tablet atau laptop, dan dunia mereka itu digital banget.

    Saya nemuin cara yang cukup efektif: pakai game edukasi bertema keuangan.

    Awalnya saya ragu juga. Emang bisa belajar soal duit dari game? Tapi ternyata setelah saya dampingi keponakan saya main, saya kaget sendiri. Banyak game yang ngajarin mereka konsep penting soal uang mulai dari belanja bijak, menabung, bahkan sampai ngelola bisnis kecil.

    Belajar Uang Lewat Game? Bisa Banget!

    Game edukasi ini punya kekuatan buat ngajarin hal rumit dengan cara yang sederhana dan menyenangkan. Anak bisa bermain sambil belajar, tanpa merasa sedang ‘disuruh belajar’.

    Contohnya, di salah satu game, keponakan saya jadi kasir supermarket. Dia harus hitung belanjaan pelanggan dan kasih kembalian. Seru banget buat dia, dan tanpa sadar dia belajar matematika dasar dan logika keuangan.

    Di game lain, dia jadi pemilik warung kopi. Harus nentuin harga jual, nyiapin bahan baku, dan bahkan memantau cuaca yang ternyata bisa memengaruhi penjualan. Di situ dia belajar tentang risiko, perencanaan, dan keuntungan.

    Lewat game, mereka bisa belajar tentang

    • Cara berpikir strategis

    • Mengatur prioritas

    • Mengelola risiko

    • Dan tentunya, memahami alur keuangan secara sederhana

    Kenalan Sama Money Games Seru

    Waktu lagi cari-cari referensi game edukatif soal keuangan, saya nemuin satu situs yang menarik banget yaitu mortgagecalculator.org/money-games

    Awalnya saya pikir situs ini cuma buat orang dewasa yang mau hitung cicilan rumah atau KPR. Tapi ternyata mereka punya satu bagian khusus yang isinya puluhan game seru bertema keuangan, dan semuanya cocok buat anak-anak maupun remaja.

    Keponakan saya langsung jatuh cinta sama beberapa game, dan saya juga ikutan main biar bisa dampingin.

    1. Grocery Cashier

    Jadi kasir di toko? Siapa sangka ini bisa jadi pelajaran soal hitung cepat dan kejujuran. Game ini bikin keponakan saya belajar berhitung, memahami nilai uang, dan pentingnya keakuratan.

    2. Coffee Shop Game

    Game ini luar biasa. Keponakan saya harus jadi manajer kedai kopi yaitu menentukan harga, stok bahan, hingga memperhatikan kondisi cuaca. Beneran kayak mini simulasi bisnis yang seru dan penuh strategi.

    3. Sushi Bar

    Kalau yang ini, menurut saya sangat cocok untuk mengenalkan bagaimana pentingnya kecepatan layanan dan manajemen urutan kerja. Pemain harus menyusun sushi sesuai pesanan pelanggan dengan cepat dan tepat. Cocok banget buat melatih koordinasi, fokus, dan efisiensi kerja.

    4. Flower Shop

    Game ini punya konsep bisnis yang manis tapi cukup menantang. Pemain harus meracik dan menjual buket bunga berdasarkan permintaan pelanggan. Selain mengenalkan soal keuntungan dan pelayanan pelanggan, game ini juga ngajarin kreativitas dalam bisnis.

    5. Tractor Mania

    Mungkin ini salah satu game yang terlihat “tidak keuangan”, tapi nyatanya justru menarik! Di sini pemain membawa hasil panen dengan traktor, menjaga agar muatannya nggak tumpah sampai tujuan. Ini bisa jadi pengantar yang bagus buat ngajarin anak soal supply chain, logistik, dan pentingnya efisiensi dalam pengiriman hasil produksi.

    Yang bikin saya tenang, semua game di mortgagecalculator.org/money-games ini:

    • 100% gratis tanpa iklan

    • Bisa langsung dimainkan tanpa perlu download atau registrasi

    • Desainnya ramah anak dan mudah dipahami

    • Cocok dimainkan bareng supaya bisa sambil ngobrol dan berdiskusi 

    Menurut saya, mengenalkan keuangan ke anak atau keponakan itu bukan sesuatu yang harus ditunda sampai mereka remaja. Justru sejak dini, kita bisa mulai pelan-pelan lewat cara yang mereka suka.

    Dan game adalah salah satu cara paling efektif buat itu. Dengan bermain, mereka belajar tanpa merasa digurui. Mereka belajar sambil tertawa, sambil penasaran, sambil mengeksplorasi.

    Jadi, buat kamu yang punya keponakan atau anak kecil di rumah, coba deh kenalkan mereka ke game-game edukatif seperti di mortgagecalculator.org/money-games. Nggak cuma seru, tapi juga punya nilai edukasi yang tinggi.

    Dan buat saya pribadi, ini bukan cuma tentang ngajarin uang tapi juga tentang menciptakan momen kebersamaan yang bermakna. Karena di balik setiap game yang dimainkan bareng, ada pelajaran, ada tawa, dan ada waktu berkualitas yang sulit digantikan.

    Continue Reading

     

    Pagi itu, sambil menyesap kopi di teras, saya membaca sebuah berita yang membuat hati meringis. Di Kompas TV, disebutkan bahwa tren fast beauty atau produk kecantikan yang murah dan cepat diproduksi ini menyumbang 6-8 juta ton limbah plastik per tahun di Indonesia. Bayangkan, sekian banyak kemasan cantik yang saya beli dengan senang hati, berakhir menumpuk di tempat pembuangan, mengendap bertahun-tahun, bahkan lebih lama daripada kita hidup di dunia ini.

    Saya menatap meja di kamar. Botol serum, toner, cream moisturizer, sunscreen, hingga sheet mask, semua berjejer rapi, tampak mungil dan tidak bersalah. Namun kini saya sadar, setiap kemasan kosong itu, jika tidak dikelola dengan bijak, hanyalah menambah beban bumi.

    Saya pun bertanya pada diri sendiri: apakah kecantikan harus dibayar dengan kerusakan lingkungan? Ternyata, jawabannya tidak. Saya pun mulai memilih produk dengan kemasan ramah lingkungan, mencari brand yang menawarkan program refill, serta mendukung kosmetik lokal yang menggunakan bahan alami. Saya juga belajar untuk mengurangi impuls belanja, menggunakan produk hingga benar-benar habis sebelum membeli yang baru.

    Tips dan Cara Tampil Cantik Tanpa Merusak Lingkungan 

    Ternyata, menjadi cantik tanpa meninggalkan luka untuk bumi bukan sekadar angan-angan. Dari perjalanan kecil saya, ada lima langkah sederhana yang mulai saya jalani, dan semakin dijalani, rasanya semakin menyenangkan.


    Memilih produk berkemasan ramah lingkungan


    Saya sekarang lebih selektif saat berbelanja. Saya mencari kosmetik yang menggunakan bahan kemasan dari hasil daur ulang, atau setidaknya kemasan yang bisa didaur ulang kembali. Saya juga mulai jatuh cinta dengan konsep refill atau mengisi ulang produk tanpa harus membeli kemasan baru. Ada rasa puas tersendiri ketika tahu bahwa keputusan kecil saya ini bisa mengurangi sampah plastik yang akan mengendap di bumi ratusan tahun lamanya.


    Mengutamakan kualitas dibanding kuantitas


    Dulu, saya termasuk orang yang mudah tergoda diskon besar-besaran. Rasanya semua produk ingin saya coba, tanpa memikirkan apakah benar-benar dibutuhkan. Akibatnya, banyak produk yang akhirnya terbuang karena kedaluwarsa. Sekarang, saya mengubah pola pikir. Saya memilih produk dengan formula yang terbukti cocok untuk kulit saya, dan menghabiskannya sampai tetes terakhir sebelum membeli yang baru. Selain lebih hemat, meja rias saya pun terasa lebih lapang dan rapi.


    Beralih ke produk berbahan alami


    Seiring waktu, saya mulai menyadari bahwa apa yang kita aplikasikan ke kulit juga berdampak pada lingkungan. Bahan-bahan kimia sintetis dari produk kecantikan sering kali berakhir mencemari air dan tanah. Karena itu, saya beralih ke skincare berbahan dasar alami seperti aloe vera, green tea, atau essential oil murni. Selain lebih aman untuk kulit saya, langkah ini membuat saya merasa lebih dekat dengan alam.


    Mengikuti program daur ulang kosmetik


    Banyak brand kini mulai menyediakan program daur ulang. Beberapa dari mereka bahkan menawarkan reward point untuk setiap kemasan kosong yang kita kembalikan. Saya menyediakan satu sudut kecil di kamar, sebuah kotak khusus tempat saya mengumpulkan botol kosong, tube bekas, dan kemasan makeup. Setiap kali kotak itu penuh, saya membawanya ke store atau mengirimkannya untuk didaur ulang. Rasanya seperti sedang mengembalikan utang kecil saya kepada bumi.


    Mencoba membuat produk DIY dari bahan alami


    Akhir pekan menjadi waktu favorit saya untuk bereksperimen. Saya membuat masker wajah dari oatmeal dan madu, scrub bibir dari gula dan minyak kelapa, hingga toner sederhana dari teh hijau. Ternyata, membuat produk kecantikan sendiri tidak hanya seru, tapi juga memberi rasa puas luar biasa. Saya tahu persis apa yang saya gunakan di wajah saya, tanpa bahan pengawet, pewangi sintetis, atau plastik tambahan.


    ARCIA, Beauty That Rebuilds



    Kemudian nama Arcia menjadi salah satu cahaya baru yang menginspirasi dalam kecantikan berkelanjutan. Arcia bukan hanya sebuah merek kecantikan, tetapi sebuah gerakan, lahir dari tangan dua orang yang memiliki visi besar: Yenni Angreni dan Hadi. Pada tahun 2019, mereka mendirikan Arcia dengan satu tujuan sederhana namun kuat: menghadirkan produk kecantikan berkualitas tinggi yang tetap menghormati bumi.



    Yenni, sebagai salah satu founder dan Chief Operating Officer Arcia, membawa semangat yang tulus untuk memperkenalkan konsep conscious self-care atau merawat diri dengan penuh kesadaran terhadap dampaknya bagi dunia sekitar. Setiap produk Arcia dibuat dengan bahan alami yang bersumber secara etis, diformulasikan dengan hati-hati, dan dikemas menggunakan material yang bisa digunakan kembali, didaur ulang, atau diisi ulang.


    Namun Arcia bukan sekadar tentang produk ramah lingkungan. Lebih dari itu, mereka membangun rantai pasok yang adil dan transparan, mendukung pertanian berkelanjutan, dan memperjuangkan kesejahteraan komunitas lokal. Dengan setiap pilihan kecil, seperti membeli kemasan refillable atau memilih bahan cruelty-free, konsumen Arcia ikut berperan dalam menyembuhkan bumi.


    Melalui Arcia, saya belajar bahwa beauty that rebuilds bukan sekadar slogan, tapi nyata: setiap tetes serum, setiap sapuan pelembap, adalah bentuk cinta yang tidak hanya mempercantik kulit, tetapi juga memperbaiki dunia.


    Pelembap Bibir Alami: DIY Lip Balm dari Bahan-Bahan Organik

    Salah satu yang membuat hati saya berbunga adalah mentega tengkawang, si emas hijau dari hutan Kalimantan. Mentega ini, yang juga dikenal sebagai Illipe Butter, kaya lemak tak jenuh yang melembapkan kulit dengan luar biasa, sekaligus mendukung kelestarian hutan tropis kita. Tak lupa ada minyak kelapa murni, juga dari tanah tropis kita, yang terkenal ringan, melembapkan, dan antibakteri. Rasanya seperti membawa kebaikan alam langsung ke genggaman.


    Membuat produk kecantikan sendiri dari bahan alami memberi saya dua keuntungan besar. Pertama, saya bisa memastikan hanya bahan terbaik yang menyentuh kulit saya dan tanpa tambahan bahan kimia berbahaya. Kedua, saya ikut mendukung praktik berkelanjutan yang menjaga bumi dan memberdayakan komunitas lokal.



    Untuk membuat lip balm alami, alat yang saya siapkan cukup sederhana: mini whisk, mangkok stainless, beaker glass, timbangan digital, spatula, kompor kecil, dan termometer. Semuanya harus bersih dan steril, mengikuti prinsip Good Manufacturing Practice (GMP).


    Bahan-bahannya pun mudah:

    • 11,2g minyak kelapa
    • 3,6g mentega tengkawang
    • 4,9g lilin lebah
    • 0,2g vitamin
    • 0,1g essential oil geranium

    Langkahnya sederhana. Saya panaskan minyak kelapa, mentega tengkawang, dan lilin lebah hingga suhu 60-70°C. Setelah hangat, saya tambahkan vitamin E dan geranium essential oil ketika suhu turun ke 40-50°C. Setelah itu, langsung saya tuang ke wadah kecil yang sudah disiapkan.


    Dalam sekejap, lip balm alami buatan tangan saya siap menemani hari-hari, merawat bibir sekaligus menjaga bumi.

    Informasi ARCIA

    https://www.instagram.com/arciaofficial.id/





    Continue Reading
    Older
    Stories
    Logo Komunitas BRT Network
    Seedbacklink
    Intellifluence Herd Worth Value: $165

    Search

    Follow Me

    • facebook
    • twitter
    • youtube
    • instagram

    New Post

    Postingan Populer

    • Tips Memperkenalkan Keuangan kepada Anak Lewat Game Seru!
    • Buku, Hidup dan Para Penulis yang Menginspirasi Saya
    • Glow & Grow : Cantik Tanpa Merusak Lingkungan
    • Rekomendasi Game Online Edukatif Seru: Dari Teka-teki hingga Arcade
    • Tetap Tajam di Tengah Deadline dan Perjalanan
    • Yuk Ikutan Donate for Comments
    • Kuasai Soft Skill, Wujudkan Mimpi: Kunci Sukses Gen Z di Masa Depan
    • SukiKimi, Restoran Jepang Termurah di Sekitar Jakarta
    • Mudahnya Membuka Tabungan Online
    • IslamiCruise : Pelayaran Halal Pertama di Dunia, Tawarkan Rute Malaysia - Jeddah

    Blog Archive

    • ▼  2025 (17)
      • ▼  Mei (3)
        • Buku, Hidup dan Para Penulis yang Menginspirasi Saya
        • Tetap Tajam di Tengah Deadline dan Perjalanan
        • Tips Memperkenalkan Keuangan kepada Anak Lewat Gam...
      • ►  April (2)
      • ►  Maret (4)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2024 (52)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (7)
      • ►  Oktober (8)
      • ►  September (4)
      • ►  Agustus (1)
      • ►  Juli (3)
      • ►  Juni (6)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (1)
      • ►  Maret (10)
      • ►  Februari (4)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2023 (68)
      • ►  Desember (3)
      • ►  November (4)
      • ►  Oktober (7)
      • ►  September (6)
      • ►  Agustus (8)
      • ►  Juli (5)
      • ►  Juni (8)
      • ►  Mei (5)
      • ►  April (7)
      • ►  Maret (8)
      • ►  Februari (6)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2022 (75)
      • ►  Desember (14)
      • ►  November (5)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  September (12)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juli (4)
      • ►  Juni (6)
      • ►  Mei (3)
      • ►  April (12)
      • ►  Maret (6)
      • ►  Februari (4)
      • ►  Januari (4)
    • ►  2021 (38)
      • ►  Desember (4)
      • ►  November (4)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (6)
      • ►  Mei (4)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (7)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2020 (25)
      • ►  Desember (3)
      • ►  November (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (2)
      • ►  Mei (2)
      • ►  April (2)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (2)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2019 (53)
      • ►  Desember (5)
      • ►  November (5)
      • ►  September (6)
      • ►  Agustus (4)
      • ►  Juli (5)
      • ►  Juni (2)
      • ►  Mei (7)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (3)
      • ►  Februari (4)
      • ►  Januari (8)
    • ►  2018 (83)
      • ►  Desember (9)
      • ►  November (8)
      • ►  Oktober (7)
      • ►  September (8)
      • ►  Agustus (13)
      • ►  Juli (6)
      • ►  Juni (3)
      • ►  Mei (8)
      • ►  April (9)
      • ►  Maret (5)
      • ►  Februari (4)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2017 (36)
      • ►  Desember (5)
      • ►  November (4)
      • ►  Oktober (2)
      • ►  Agustus (6)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (3)
      • ►  Mei (3)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (4)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2016 (41)
      • ►  Desember (3)
      • ►  November (4)
      • ►  Oktober (4)
      • ►  September (3)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juli (3)
      • ►  Juni (7)
      • ►  Mei (3)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (1)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (4)
    • ►  2015 (63)
      • ►  Desember (5)
      • ►  November (5)
      • ►  Oktober (11)
      • ►  September (2)
      • ►  Agustus (3)
      • ►  Juli (7)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (5)
      • ►  April (6)
      • ►  Maret (5)
      • ►  Februari (4)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2014 (11)
      • ►  Desember (3)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Maret (1)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2013 (5)
      • ►  Agustus (1)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (1)
    • ►  2010 (1)
      • ►  Desember (1)

    Blogger Friend

    • Blognya bisot
      Review Film "William Tell" (2025): Panah Perlawanan dari Hati Seorang Ayah
      3 jam yang lalu
    • BLOGFAM – When Sharing Meets Caring
      Review Film "William Tell" (2025): Panah Perlawanan dari Hati Seorang Ayah
      3 jam yang lalu
    • fitrian.net
      Tetap Fit dan Fokus Setiap Hari dengan Alexa Pure Water
      22 jam yang lalu
    • Putrinyanormal
      gotta you KOSTOV ^____^
      23 jam yang lalu
    • Akhmad Muhaimin Azzet | mari bersama menggapai ridha-Nya
      Apakah Kita Mau Jadi Orang Kebanyakan?
      1 hari yang lalu
    • HM Zwan
      Inovasi Alat Pembersih Rumah Tangga Modern
      2 hari yang lalu
    • - Connect and Share Blogging Tips in Two Languages
      Top Attractions Near Georgia World Congress Center: Discover the Best of Downtown Atlanta
      3 hari yang lalu
    • Cerita EKA
      Apa yang Layak Dibaca Saat Memulai Hidup dari Awal
      4 hari yang lalu
    • ge[n][d]ud BlogPacker
      Ilmiah Melawan Ilmiah: Jalan Rasional Menuju Kebenaran
      6 hari yang lalu
    • My Life My Style
      Jangan SePeLein Mata Kering! Tetesin INSTO Dry Eyes, Sahabat Setiaku di Setiap Lelah dan Tantangan
      1 minggu yang lalu
    • The TraveLearn
      Sepele, Tapi Bikin Anak Agency Sensi: Mata Kering
      1 minggu yang lalu
    • Berbagi Cerita
      Mata Kering Jangan SePeLein, Cegah Sebelum Parah!
      1 minggu yang lalu
    • Melfeyadin
      Cara Efektif Mengatasi Mata Kering
      1 minggu yang lalu
    • Shintaries
      The Art of Solo Traveling
      1 minggu yang lalu
    • pemainkata | sekadar bilik kecil pecinta kata
      Humor Konyol Kata Kata Bijak Lucu: Obat Ampuh Untuk Hidup
      1 minggu yang lalu
    • Small Things, Kecil Tapi Penting :)
      Bagaimana Caraku Move On, Bangkit dari Kegagalan di Dunia Penulisan
      1 minggu yang lalu
    • my story
      Saat Mata Kering Mengganggu Aktivitas Kerja, Insto Dry Eyes Solusinya
      2 minggu yang lalu
    • Langkah Baruku
      Celebrating Dad’s Hobbies: Personalized Gifts Tailored to His Interests
      2 minggu yang lalu
    • Mampir yuk, kerumahku
      Ini Dia, Seafood Enak Murah di Menganti Gresik Yang Wajib Dicoba
      3 minggu yang lalu
    • YOGA AS YOGGAAS
      Ruang Kosong Berjudul: Merindukanmu
      3 minggu yang lalu
    • Pipit Widya
      Mudik Nostalgia
      3 minggu yang lalu
    • ..:: ntan™ | bunga dengan nama terbuka
      Saat Musik Menyentuh Hati – Sebuah Resonansi Emosi Lewat Solo Project Member BTS 💜
      3 minggu yang lalu
    • Menuliskan Sebelum Terlupakan
      Panduan Lengkap Memilih VPS Murah dengan Kualitas Terbaik
      3 minggu yang lalu
    • tindak tanduk arsitek
      kartini menulis
      4 minggu yang lalu
    • Motherhood
      Jalan Terjal Mendirikan Lembaga Pendidikan
      1 bulan yang lalu
    • Macangadungan
      Microsoft is bringing cloud gaming to Xbox consoles later this year
      1 bulan yang lalu
    • My Purple World
      Sukacita Hari Raya 1447H
      1 bulan yang lalu
    • desperate housewife
      Dear, Papa
      2 bulan yang lalu
    • udafanz[dot]com
      Strategi SEO untuk Meningkatkan Prospek Bisnis Anda
      3 bulan yang lalu
    • Lucia Priandarini
      Benteng Terakhir
      3 bulan yang lalu
    • WHEN IT'S ONLY JG & AST
      2024
      4 bulan yang lalu
    • Blog Bukunya Kimi | Banyak-banyaklah Membaca. Biar Pintar.
      #158 – Pasta Kacang Merah
      4 bulan yang lalu
    • The Shymphony Of EKA
      Serunya Outbond Pengalengan
      4 bulan yang lalu
    • Linda Leenk - Little Part of My Life
      2024 Fellowship Journey
      4 bulan yang lalu
    • Life begins at 30...
      Liburan di Tokyo
      5 bulan yang lalu
    • Dunia Kecil Indi
      Surat untuk Mika di Surga (Hari AIDS Sedunia)
      5 bulan yang lalu
    • Gembul Kecil Penuh Debu
      Mangut Iwak Wader ❤
      7 bulan yang lalu
    • Indah Julianti
      Web Canvas Rally Jogjakarta 2024
      7 bulan yang lalu
    • Wira Nurmansyah
      Discovering Macao: A Unique Fusion of East and West
      7 bulan yang lalu
    • Sisi Hidupku
      Apa Kabar Senin Pagi
      7 bulan yang lalu
    • Lianny Hendrawati
      Resep Mini Banana Choco Cake Tanpa Mixer
      8 bulan yang lalu
    • punyapista
      Perubahan Arti dari Bobot Sebuah Nilai
      9 bulan yang lalu
    • Kimi's Cool Blog
      Apa yang Orang Tua Ajarkan Kepada Anaknya?
      9 bulan yang lalu
    • a Dreamer - Travelographer - Food Adventurer - Travel Blogger
      Mau Liburan ke Vietnam? Catat 5 Tips Berikut!
      10 bulan yang lalu
    • Una Vida Escrita de la Una
      Bye Bye My Friend
      10 bulan yang lalu
    • every mom has a story
      Sastra masuk sekolah, mana buku sastra yang layak dibaca pelajar SMA, mana yang tidak?
      11 bulan yang lalu
    • Mira Sahid
      Hati Seperti Kertas
      11 bulan yang lalu
    • Cokelat Gosong
      Jangan Biarkan Usia Membatasimu, Stay #AgelessLimitless with ERHA ULTIMATE
      1 tahun yang lalu
    • DISGiOVERY
      Keindahan Pantai Pasir Kencana Pekalongan yang Memukau
      1 tahun yang lalu
    • Catatan Perjalananku
      Kalender Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024 di Indonesia
      1 tahun yang lalu
    • Redcarra
      PLTS: Membangun Masa Depan Bersih dan Berkelanjutan
      1 tahun yang lalu
    • Ratu de Blog
      Rekomendasi Olahraga Untuk Menurunkan Berat Badan
      1 tahun yang lalu
    • Jurnal Evi Indrawanto
      Pengaruh Budaya Dalam Memaknai Produk
      1 tahun yang lalu
    • Bisnis, Motivasi, Inspirasi, Opini, Hiburan, Informasi, Sosial Media, Tip & Trik » Bisnis, Motivasi, Inspirasi, Opini, Hiburan, Informasi, Sosial Media, Tip & Trik
      Over 50 Dating – Finding a Good Online Dating Site for You
      2 tahun yang lalu
    • suarane.org
      Kere-Aktif
      2 tahun yang lalu
    • SimBale - Download Software Gratis
      AVG Anti-Virus 22.8.7500
      2 tahun yang lalu
    • backpackstory
      Puncak 29 Rahtawu Gunung Muria: Kisah Pendakian Penuh Petilasan
      2 tahun yang lalu
    • Cinta Teknologi
      Router Static Berbasis CLI di Cisco Packet Tracer - Cinta Teknologi
      2 tahun yang lalu
    • Sometimes you have to go a little crazy to stay a little sane
      Top 10 Satisfactory Depended On Loose Bitcoin Cloud Mining Websites Without Investment Of 2021 – The Bharat Specific News
      3 tahun yang lalu
    • Dunia Senja
      Catatan Hati Penghujung Tahun 2021
      3 tahun yang lalu
    • Blog - Lucedale.
      Dearest: New Post
      3 tahun yang lalu
    • #FDCG
      bye 🌻
      3 tahun yang lalu
    • jinjinger
      Kompleks
      3 tahun yang lalu
    • Write Your Diary
      Icip-Icip Kuliner Juwara dari Medan dan Lampung
      3 tahun yang lalu
    • Jefferson's Stage.
      The Diplovemat
      4 tahun yang lalu
    • Ika Koentjoro
      德克萨斯精英赛首轮未完 刘钰T31阎菁T58林希妤T80
      4 tahun yang lalu
    • Nova Wijaya
      Sebelum Mulai Investasi Online, Yuk Pahami 5 Cara Aman Berinvestasi Berikut Ini
      4 tahun yang lalu
    • Resep Kuliner Indonesia dan Dunia
      Karedok Leunca
      4 tahun yang lalu
    • Dian Kelana
      Lindungi Keluarga Kita dengan Antiseptik.
      4 tahun yang lalu
    • SALAMINZAGHI
      Camping di Pantai Ngetun Gunung Kidul Yogyakarta
      5 tahun yang lalu
    • Garis Horizon
      Apakah benar semua akan baik-baik saja?
      5 tahun yang lalu
    • The Dusty Sneakers
      Ingatan-Ingatan Aoetearoa
      5 tahun yang lalu
    • .: adie DOES :.
      Sendirian di Uchisar Castle
      5 tahun yang lalu
    • Kehidupan Di Jepang
      Main Snowboard
      5 tahun yang lalu
    • Herdis Suryatna | Pengalaman adalah guru yang terbaik
      Ribuan Alumni SMAN 1 Kawali Ciamis Sukses Gelar Reunian
      5 tahun yang lalu
    • Kaleng Harapan » Kamera Lubang Jarum
      3 Fakta dibalik Promo 12.12
      5 tahun yang lalu
    • Stay Hungry. Stay Foolish
      Rindu Budaya Ilmu
      5 tahun yang lalu
    • Dunia Iwok
      [Family Vacation] Menikmati Petik Apel di Kota Batu Malang - Part 4
      5 tahun yang lalu
    • Pemimpi Hujan
      Nyobain 6 Menu Terbaru Horison Ultima Ratu
      5 tahun yang lalu
    • Dija Princess
      Jelajah Desa Galengdowo
      5 tahun yang lalu
    • Fardelyn Hacky
      Setop Stigma Orang dengan Gangguan Jiwa
      5 tahun yang lalu
    • Taqorrub.com
      new chair
      5 tahun yang lalu
    • Tukang Ngukur Jalan
      Menulis Cerita Desa
      5 tahun yang lalu
    • BlogCamp
      Menunggu Keputusan MK
      5 tahun yang lalu
    • Bangsari
      Nahdliyyin Yang Bersujud Di Hadapan Yesus
      5 tahun yang lalu
    • Donna Imelda
      Bebas Komedo dan Bekas Jerawat dengan Sabun Herbal Banana Peel Carbon
      5 tahun yang lalu
    • Keluarga Haripahargio
      REPLACED
      5 tahun yang lalu
    • Blog Adi Nugraha
      Wisata Alam yang Menakjubkan di Sulawesi Utara
      5 tahun yang lalu
    • All of Putri (¬.¬)ƪ_(˘⌣˘'!)
      I wanna asking...
      5 tahun yang lalu
    • A HOUSEWIFE'S DAY OUT
      Vincent van Gogh, just my simple thought.
      6 tahun yang lalu
    • Natureve Shop
      Istri Marah Karena Terlalu Cepat Ejakulasi? Pake Ini Biar Gagah
      6 tahun yang lalu
    • BETOIJO
      GOD'S MIRACLE: I GOT A NEW JOB!
      6 tahun yang lalu
    • Ninik Setyarini
      [Bukan Sinopsis] Bohemian Rhapsody
      6 tahun yang lalu
    • TGIF! Magazine
      Kereta Hantu Pagi Hari
      6 tahun yang lalu
    • fanabis
      Craftsman Style Kitchen Faucet
      6 tahun yang lalu
    • lalank pattrya dan hal random lainnya.
      Ngatain Mereka Disini
      6 tahun yang lalu
    • Galaksi Pungky
      Review: Sakura Collagen Cream Anti Age's, Siap Menua dengan Kulit Bahagia!
      6 tahun yang lalu
    • Aksaraku
      Rasakan Indahnya Malam Pertama di Bali Itu Mudah dan Murah, Begini Caranya
      6 tahun yang lalu
    • Aulia Fasya
      Masa Lalu dan Jejak Digital
      6 tahun yang lalu
    • Anisa AE
      Penyebab Ibu Kandung Aniaya Bayi Calista
      7 tahun yang lalu
    • Narzis Blog
      Ayo Move On!
      7 tahun yang lalu
    • Beby's Diary
      Ayang-Ayangan di Depan Umum
      7 tahun yang lalu
    • sketsa hati
      Visit Zugspitze from Munich by Train
      7 tahun yang lalu
    • Ca Ya
      Yang Tidak Biasa dari Nikahan Incess Ca Ya
      7 tahun yang lalu
    • A Border that Breaks
      Janus dalam Mozaik-Mozaik Kecil
      7 tahun yang lalu
    • irhapunya
      #PontianakTrip : Menjelajah Rasa dengan Kuliner Pontianak
      7 tahun yang lalu
    • Tulisanku
      Begini Cara Memindahkan Data dari Blogdetik ke WordPress
      7 tahun yang lalu
    • Bibi Titi Teliti
      Menyongsong Masa Depan Digital bersama CBN
      7 tahun yang lalu
    • Rumah Mayaku
      Pelatihan Menulis di School of Universe
      7 tahun yang lalu
    • HELLO!
      9 Teknik Dasar Yang Harus di Kuasai Dalam Permainan Tenis Meja
      7 tahun yang lalu
    • Catatan Anazkia
      Gerbong Wanita, Tak Semenyeramkan yang Dikira
      7 tahun yang lalu
    • My Daily Notes
      Berbagi Inspirasi
      7 tahun yang lalu
    • Ruang Emak
      SO GOOD Ayam Potong Kuah Cabe Hijau, Sajian Spesial Di Hari Lebaran
      7 tahun yang lalu
    • eithea
      Life is living in Moments
      7 tahun yang lalu
    • Rianda Prayoga Blog
      Ngabisin Uang THR, Kenapa Gak?
      7 tahun yang lalu
    • Blog Anak Nelayan
      Blog Gak Pernah Update
      7 tahun yang lalu
    • Jalan Pendaki
      Annapurna Basecamp Series: Drama Pertama Menuju Tanah Dewa-Dewa Himalaya
      8 tahun yang lalu
    • Netnesia
      Telkom Buka Pemblokiran Netflix
      8 tahun yang lalu
    • Widaku.com
      Temukan Sunscreen Yang Baik Untuk Wajah Disini
      8 tahun yang lalu
    • Perjalanan Tak Berujung
      Lidah di GOYANG pak Asep Stroberi
      8 tahun yang lalu
    • Gulanya Gulali
      Ingin Menghemat Pengeluaran? Gunakan Jasa Catering Aja!
      8 tahun yang lalu
    • Travel Diary
      Si Yaki dan Tarsius Bitung yang menggemaskan
      8 tahun yang lalu
    • Jendela Keluarga
      Pentingnya Mengembangkan Kecerdasan Sosial
      8 tahun yang lalu
    • Ayu Saritem Blog
      Cara Membuka Aura Kecantikan Bagi Wanita Hamil
      8 tahun yang lalu
    • mata buku indri
      Review: Trilogi Insiden
      8 tahun yang lalu
    • Arsitektur Dunia | Gallery Arsitektur Dunia
      Lorem ipsum dolor sit amet
      9 tahun yang lalu
    • when journalist becomes backpacker
      THE FACE OF TERRACOTTA, CHINA
      9 tahun yang lalu
    • Jurnal Mira Sahid | Emak Blogger
      That Moment!
      9 tahun yang lalu
    • Jejak BOcahiLANG
      Candi-Candi Majapahit di Situs Trowulan
      9 tahun yang lalu
    • aksara senandika | Sedikit noktah kehidupan
      Aku Sedang Malas
      9 tahun yang lalu
    • Petrus Andre Blog
      10 Hal yang Harus Dilakukan agar Blog Kamu Lebih Menghasilkan
      9 tahun yang lalu
    • Nicegreen
      Allah Menegurku Dengan Syaraf Kejepit
      9 tahun yang lalu
    • Wuri Nugraeni | Reporter, Menulis, dan Wisata
      Pindah Rumah ke wurinugraeni.com
      9 tahun yang lalu
    • AGIASAZIYA
      PAKSAISME
      9 tahun yang lalu
    • Controversy
      Less is More dalam Kumpulan Cerita
      9 tahun yang lalu
    • SECAWANKOPISENJA
      [Flash Fiction] PURA-PURA PULANG
      9 tahun yang lalu
    • Febry Hadinata WordPress
      Jogja x Dieng x Solo Part 1
      9 tahun yang lalu
    • Saoscabe.com | Website Humor Indonesia
      Fakta Kota Tembung
      9 tahun yang lalu
    • Albarnation
      Mau Kredit Motor ? Di Cermati.com Aja
      9 tahun yang lalu
    • Makhluk Kecil
      Pindah
      10 tahun yang lalu
    • Ahmad Rafiq Chaniago
      Pameran Seni Rupa Lima Jari
      10 tahun yang lalu
    • Melihat Dunia
      Before I Die I Want...
      10 tahun yang lalu
    • Catatan Ruslan
      Satu Jam Menyusuri Sungai Kahayan
      10 tahun yang lalu
    • .:: Nhie ::. | Just another WordPress.com weblog
      Noda Makanan di Pakaian
      10 tahun yang lalu
    • Beautify Me
      Etude House Etoinette Princess Pouch
      12 tahun yang lalu
    • yosbeda
    • Chronosphere
    • hidayah-art.blogspot.co
    • zubaid.ID
    • Tukangecuprus
    • Arian's Blog
    • Benablog - Cerita Si Benakribo
    • Jogja Ready
    • Angga Ong
    • yandi punya cerita
    • Jejaring Miss Fenny
    • pegipegi.com: Pesan Hotel & Tiket Pesawat Termurah Online
    • BlogS of Hariyanto
    • Catatan Kartina
    Perlihatkan 5 Perlihatkan Semua

    Labels

    Asuransi Backpacker Bank Budaya Fashion Film Movie Review Wisata otomotif
    facebook Twitter instagram

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top